MARKET NEWS

Harga Batu Bara Naik, Pendapatan Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Terbang

Anggie Ariesta 29/08/2022 10:03 WIB

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan pendapatan inti sebesar USD207 juta di semester I-2022 atau naik 499% dari periode yang sama tahun lalu.

Harga Batu Bara Naik, Pendapatan Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Terbang (Foto: MNC Media).

IDXChannel - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan peningkatan pendapatan inti sebesar USD207 juta di semester I-2022. Realisasi tersebut melesat 499% dari periode yang sama sebelumnya.

Kilai kinerja keuangan lainnya, dari sisi EBITDA. Perseroan menghasilkan EBITDA operasional sebesar USD288 juta, lompat 332% dibandingkan dengan USD67 juta pada semester I-2022. Kenaikan harga jual rata-rata (ASP) ADMR yang signifikan dan volume penjualan yang lebih tinggi berkontribusi pada peningkatan profitabilitas.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR, Christian Ariano Rachmat mengatakan, Adaro Minerals menikmati paruh pertama yang kuat karena didukung oleh ASP yang lebih tinggi dan volume penjualan yang meningkat.

"Adaro terus menerima minat yang kuat untuk produk batu bara kokas keras, yang menghasilkan pertumbuhan 9% pada volume penjualan semester I-2022. Lingkungan harga yang kuat mendorong ASP kami sebesar 143%, karena kami menghasilkan profitabilitas yang kuat pada periode tersebut," ungkap Christian dalam keterangan resmi di keterbukaan informasi BEI, Senin (29/8/2022).

Sementara itu, untuk aktivitas manufaktur dan konstruksi yang lebih lambat menghadirkan tantangan bagi batu bara metalurgi di lingkungan saat ini, ADMR tetap berada di jalur yang tepat untuk memenuhi panduan produksi sebesar 2,8 sampai 3,3 metrik ton (MT) pada 2022.

Selain itu, lanjut Christian, perseroan terus mendukung transformasi dalam Grup Adaro, mencapai tonggak baru dalam rencana untuk melakukan peletakan batu pertama pada awal 2023 di pabrik peleburan Aluminium sebagai proyek pertama dalam pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara. 

ADMR melaporkan pendapatan usaha senilai USD435,66 juta sepanjang semester I-2022. Jumlah itu meningkat 165,4% dari realisasi periode yang sama tahun lalu sebesar USD164,15 juta.

Pendapatan usaha tersebut dihasilkan dari ASP yang lebih tinggi dari lingkungan harga yang lebih kuat di semester I-2022 dan volume penjualan yang lebih tinggi. ASP naik 143% dibandingkan ASP di periode yang sama sebelumnya.

Volume produksi di semester I-2022 juga meningkat 7% menjadi 1,53 Mt dari 1,43 Mt pada periode yang sama tahun 2021, sedangkan volume penjualan di semester I-2022 sebesar 1,28 Mt naik 9% dibandingkan dengan 1,17 Mt semester I-2021.

Beban pokok pendapatan juga meningkat 45% menjadi USD148 juta dibandingkan USD102 juta, karena kenaikan biaya-biaya, seperti biaya royalti didorong oleh peningkatan volume dan ASP yang lebih tinggi, biaya penambangan, biaya pemrosesan batu bara, dan meningkatnya biaya pengangkutan dan penanganan.

Beban operasional di enam bulan pertama ini pun naik 8% menjadi USD14 juta dari USD13 juta pada periode yang sama tahun lalu, terutama karena komisi penjualan yang lebih tinggi sejalan dengan volume penjualan yang lebih tinggi. 

Komisi penjualan meningkat sebesar 287% menjadi USD3 juta dari USD0,9 juta pada periode tahun lalu, karena ASP ADMR meningkat sebesar 143%, dan volume penjualan meningkat 9% secara y-o-y.

Royalti kepada pemerintah Indonesia dan beban pajak penghasilan mencapai USD133 juta di semester I-2022, meningkat 363% dari $29 juta di semester I-2021.

ADMR mencatat marjin EBITDA operasional yang solid sebesar 66,1%, meningkat 2.600 bps dari 40,5% di periode enam bulan tahun lalu. Penetapan harga yang sangat kuat mendorong profitabilitas, dan meskipun harga tidak stabil, perseroan mengantisipasi bahwa kami akan memenuhi target produksi sepanjang tahun ini, sehingga berkontribusi terhadap rekor laba.

Pendapatan inti di semester I-2022 meningkat karena menunjukkan kinerja yang solid dari bisnis perseroan di tengah lingkungan pasar yang mendukung.

Dengan demikian, laba sebelum pajak meningkat enam kali lipat secara y-o-y menjadi USD264 juta di semester I-2022 dari USD44 juta di semester I-2021. Beban pajak naik 528% menjadi USD60 juta dari USD9,5 juta di semester I-2021. (FAY)

SHARE