MARKET NEWS

Harga CPO Terjun Bebas Nyaris 10 Persen ke MYR3.757 per Ton

Dinar Fitra Maghiszha 06/07/2022 12:55 WIB

Malaysia telah mengizinkan produsen minyak sawit di negaranya untuk mengekspor tujuh kali lipat jumlah yang dijualnya di dalam negeri dari sebelumnya lima kali.

Harga CPO Terjun Bebas Nyaris 10 Persen ke MYR3.757 per Ton (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) anjlok parah pada perdagangan hari ini.

Mengacu data bursa derivatif Malaysia, Rabu (6/7/2022), hingga pukul 12:13 WIB, harga CPO kontrak teraktif September 2022 turun 9,99% di MYR3.757 per ton. Sedangkan kontrak Agustus 2022 juga anjlok 9,99% di MYR3.774 per ton.

Penurunan harga terjadi mengikuti peningkatan produksi dan persediaan yang berlebih. Indonesia sebagai produsen terbesar CPO terus mengupayakan agar harga minyak goreng stabil di pasaran, menyusul langkah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang meluncurkan Minyak Goreng Kemasan seharga Rp14 ribu.

Sebelumnya, Zulkifli menyatakan realisasi ekspor CPO refined, bleached, and deodorized (RBD) Palm Oil, RBD Palm Olein dan Used Cooking Oil (UCO) telah mencapai 65% per 4 Juli 2022.

Diketahui, Kemendag telah mencatat persetujuan ekspor (PE) melalui skema 1 DMO SIMIRAH kepada 44 perusahaan, di mana terdapat 1.261 persetujuan ekspor yang diterbitkan dengan volume mencapai 1.319.567 ton.

Dari jumlah itu, setidaknya baru 36 perusahaan yang telah merealisasikan 842 persetujuan ekspor dengan volume sebanyak 885.500 ton atau 65,91%. Hingga kini, sebanyak 434.067 ton volume ekspor yang belum terealisasi.

Sementara itu, persetujuan ekspor melalui skema Flush Out telah diberikan kepada 60 perusahaan. Terdapat 536 persetujuan ekspor dengan volume 1.092.890 ton. Adapun baru 39 perusahaan yang telah merealisasikan 177 PE dengan volume 645.327 ton atau 49,51%. Diketahui, masih ada 447.563 ton volume ekspor yang belum terealisasi.

Dari luar negeri, permintaan CPO kian meningkat saat keran ekspor Indonesia terbuka lebar. Seperti contoh India, yang baru-baru ini berencana akan memperluas pembebasan cukai untuk biofuel demi mendorong pencampuran etanol dan komponen minyak nabati lebih besar dalam proporsi dengan bensin dan solar.

India, yang notabene adalah importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, dikabarkan ingin mengendalikan tagihan impor minyaknya sejak konflik di Ukraina mendorong lonjakan harga minyak mentah global. Demikian dikutip dari Reuters, Rabu (6/7/2022).

India berencana untuk memperkenalkan 20% campuran etanol dengan bensin di sejumlah bagian negara itu mulai April tahun depan, diikuti dengan peluncuran nasional mulai periode 2025-2026.

Kompetitor Indonesia, yakni Malaysia, tengah khawatir bahwa kuota ekspor Indonesia yang lebih besar akan semakin mengurangi permintaan minyak sawit Malaysia di tengah persediaan yang tinggi.

Tak tinggal diam, Malaysia telah mengizinkan produsen minyak sawit di negaranya untuk mengekspor tujuh kali lipat jumlah yang dijualnya di dalam negeri dari sebelumnya lima kali.

"Angka ekspor ini bikin pasar jadi bearish. Pada Juni, kami dapat melihat permintaan sangat melambat, setiap pesanan baru kemungkinan besar akan masuk ke Indonesia, sehingga semakin menurunkan harga kami," kata seorang pedagangan yang berbasis di Kuala Lumpur, dikutip dari Reuters.

Sebuah survei Reuters pada Selasa lalu (5/7) mencatat persediaan minyak sawit Malaysia pada akhir Juni kemungkinan akan naik ke level tertinggi dalam tujuh bulan, dipicu penurunan ekspor menyusul kembalinya produsen utama Indonesia ke pasar global

(SAN)

SHARE