Harga CPO Terus Meroket Jelang Akhir Tahun, Ini Dua Faktor Penyebabnya
Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan menjelang penutupan perdagangan siang hari ini, Senin (13/12/2021).
IDXChannel - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan menjelang penutupan perdagangan siang hari ini, Senin (13/12/2021).
Hingga pukul 14:06 WIB, harga CPO di bursa derivatif Malaysia untuk kontrak Desember 2021 mencapai MYR5.246, naik 4 poin dari sesi sebelumnya di MYR5.242.
Sebagai perbandingan untuk kontrak Januari 2022 berada di harga MYR5.061, dan untuk kontrak Februari 2022 sebesar MYR4.798, terkoreksi 2 poin dari sesi sebelumnya di MYR4.800.
Diketahui, harga komoditas pangan terus mengalami kenaikan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru). Sejumlah analis memproyeksikan harga CPO akan terus menguat hingga awal tahun depan
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan harga CPO mencatatkan peningkatan meskipun sempat mengalami koreksi pada sebulan terakhir mengingat dampak penyebaran varian Omicron relatif mengkhawatirkan permintaan.
Bhima meyakini pelonggaran ekonomi dan menurunnya rasa khawatir masyarakat terhadap virus Covid varian Omicron bakal kembali melanjutkan harga CPO.
"Tren harga CPO meski ada sedikit koreksi dalam satu bulan terakhir namun proyeksinya masih akan meningkat seiring pelonggaran ekonomi dan menurunnya kekhawatiran soal varian omicorn," kata Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Jumat lalu (10/12).
Senada, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang mengatakan, harga CPO akan terus mengalami kenaikan hingga semester I tahun 2022.
Togar memprediksi produksi CPO di tahun 2022 akan mencapai 48 juta ton atau naik 2,95% dari tahun sebelumnya. Sementara permintaan sawit dalam negeri tahun depan diperkirakan mencapai 20,1 juta ton atau naik 7,13% dari tahun 2021. Adapun biodiesel diperkirakan akan meningkat 13,96% dari 7,31 juta ton menjadi 8,34 juta ton.
"Harga CPO masih akan tinggi pada kisaran USD1.000 hingga USD1.250 per ton hingga semester I/2022," kata Tagor dalam 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook, Kamis (2/12/2021). (TIA)