Harga Minyak Jatuh 5 Persen Dipicu Kekhawatiran Resesi dan Penguatan Dolar
Melemahnya harga minyak didorong dolar AS yang mencapai level terkuatnya dalam lebih dari dua dekade dan kenaikan suku bunga.
IDXChannel - Harga minyak anjlok sekitar 5% ke level terendah delapan bulan pada hari Jumat waktu New York.
Melemahnya harga minyak didorong dolar AS yang mencapai level terkuatnya dalam lebih dari dua dekade dan kenaikan suku bunga yang dikhawatirkan mendorong ekonomi utama ke dalam resesi dan memangkas permintaan minyak.
Melansir Reuters, Sabtu (24/9/2022), Brent berjangka turun USD4,31 atau 4,8% menjadi menetap di USD86,15 per barel, turun sekitar 6% untuk minggu ini.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD4,75 atau 5,7% menjadi menetap di USD78,74, turun sekitar 7% untuk minggu ini.
Ini menjadi penurunan minggu keempat selama berturut-turut untuk kedua tolok ukur minyak dunia itu, yang pertama kali ini terjadi sejak Desember. Keduanya secara teknis berada di wilayah oversold, dengan WTI di jalur untuk penyelesaian terendah sejak 10 Januari dan Brent untuk terendah sejak 14 Januari.
Bensin dan solar AS juga turun lebih dari 5%.
Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (22/9/2022). Langkah hawkish The Fed diikuti bank sentral di seluruh dunia, meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.
"Harga minyak turun karena kekhawatiran pertumbuhan global mencapai mode panik mengingat komitmen bank-bank sentral untuk memerangi inflasi. Tampaknya bank sentral siap untuk tetap agresif dengan kenaikan suku bunga dan itu akan melemahkan aktivitas ekonomi dan prospek permintaan minyak mentah jangka pendek," ujar aid Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA.
Sementara itu, dolar AS berada pada penutupan tertinggi terhadap sekeranjang mata uang lainnya sejak Mei 2002. Kurs dolar yang tinggi mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. (NIA)