MARKET NEWS

Harga Minyak Melompat 2 Persen Usai Arab Saudi Pangkas Produksi 1 Juta BOPD

Dovana Hasiana/MPI 05/06/2023 12:56 WIB

Harga minyak rebound lebih dari USD1 per barel pada Senin (5/6/2023) setelah Arab Saudi memutuskan memangkas produksi hingga 1 juta barel per hari.

Harga Minyak Melompat 2 Persen Usai Arab Saudi Pangkas Produksi 1 Juta BOPD. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak dunia berhasil berbalik arah dengan lonjakan lebih dari USD1 per barel pada hari Senin (5/6/2023). Hal itu terjadi setelah eksportir utama dunia Arab Saudi berencana| memangkas produksi 1 juta barel per hari (BOPD) mulai Juli 2023. 

Dilansir Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka berada di level USD 77,64 per barel, naik USD 1,51 atau 2 persen pada 0014 GMT setelah sebelumnya mencapai sesi tertinggi USD 78,73 per barel.

Sementara itu harga minyak mentah antara West Texas Intermediate AS naik USD 1,41 per barel atau 2 persen ke level USD 73,15 per barel setelah menyentuh tertinggi intraday di USD 75,06 per barel.

Sebelumnya, Arab Saudi akan melakukan pemangkasan pasokan minyak tambahan sebesar satu juta barel per hari pada Juli. Langkah ini akan membawa tingkat produksi Arab Saudi ke level terendah selama beberapa tahun setelah adanya penurunan harga minyak mentah.

Pemangkasan yang dilakukan oleh Arab Saudi berbeda dengan negara lainnya di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+). Pasalnya, Rusia tidak membuat komitmen untuk memangkas produksi lebih dalam, sementara Uni Emirat Arab justru akan mengamankan kuota produksi yang lebih tinggi untuk tahun 2024. 

“Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke pasar," ujar Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, dilansir dari Bloomberg pada Senin (5/6/2023).

Langkah ini dilakukan oleh Arab Saudi setelah harga minyak yang terpukul oleh prospek ekonomi yang lebih lemah, terutama di China. Langkah ini dinilai perlu dilakukan karena negara OPEC+ lainnya tidak menawarkan tindakan tambahan untuk menopang pasar saat ini, tetapi berjanji untuk mempertahankan pemotongan yang ada hingga akhir 2024.

Upaya Saudi untuk memangkas produksi dan meningkatkan harga ekspor terpentingnya membutuhkan pengorbanan pangsa pasar lebih lanjut. Pasalnya, permintaan minyak global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi tahun ini.

Tetapi pemotongan tambahan yang diumumkan pada hari Minggu akan membawa produksi Saudi menjadi sekitar 9 juta barel per hari pada bulan Juli, terendah sejak Juni 2021 ketika produksi masih pulih dari kedalaman wabah pandemi Covid-19. 

(FRI)

SHARE