IDXChannel – Harga minyak tengah terus melemah di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal itu pun mendorong Arab Saudi untuk memangkas pasokan minyak tambahan sebesar satu juta barel per hari (BOPD) mulai Juli 2023.
Dengan begitu, tingkat produksi Arab Saudi bakal berada di level terendah selama beberapa tahun setelah adanya penurunan harga minyak mentah.
Adapun pemangkasan yang dilakukan oleh Arab Saudi berbeda dengan negara lainnya yang tergabung dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+). Sebab, Rusia tidak membuat komitmen untuk memangkas produksi lebih dalam, sementara Uni Emirat Arab justru akan mengamankan kuota produksi yang lebih tinggi untuk tahun 2024.
“Kami akan melakukan apapun yang diperlukan untuk membawa stabilitas ke pasar," ujar Menteri Energi Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, dilansir dari Bloomberg pada Senin (5/6/2023).
Langkah ini dilakukan oleh Arab Saudi setelah harga minyak yang terpukul oleh prospek ekonomi yang lebih lemah, terutama di China. Langkah ini dinilai perlu dilakukan karena negara OPEC+ lainnya tidak menawarkan tindakan tambahan untuk menopang pasar saat ini, tetapi berjanji untuk mempertahankan pemotongan yang ada hingga akhir 2024.
Upaya Saudi untuk memangkas produksi dan meningkatkan harga ekspor terpentingnya membutuhkan pengorbanan pangsa pasar lebih lanjut. Pasalnya, permintaan minyak global diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi tahun ini, tetapi pemotongan tambahan yang diumumkan pada hari Minggu akan membawa produksi Saudi menjadi sekitar 9 juta barel per hari pada bulan Juli.