MARKET NEWS

Harga Minyak Sawit Naik 3,2 Persen, Tembus MYR 4.180 per Ton

Maulina Ulfa - Riset 25/07/2023 09:42 WIB

Harga minyak sawit berjangka Malaysia melanjutkan lintasan kenaikannya menjadi MYR4.180 per ton pada perdagangan Senin (24/7/2023).

Harga Minyak Sawit Naik 3,2 Persen, Tembus MYR 4.180 per Ton. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak sawit berjangka Malaysia melanjutkan lintasan kenaikannya menjadi MYR4.180 per ton. Mengutip data Trading Economics, harga minyak sawit terpantau mengalami kenaikan 3,2 persen pada perdagangan Senin (24/7/2023).

Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam lima bulan didorong oleh permintaan ekspor yang kuat dan meningkatnya kekhawatiran seputar pasokan minyak nabati karena gagalnya perjanjian Laut Hitam Rusia. Harga minyak sawit juga diproyeksi akan terus naik dalam beberapa waktu ke depan. (Lihat grafik di bawah ini.)

Dilaporkan surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor minyak sawit Malaysia selama 1 hingga 20 Juli naik 19 persen dari bulan sebelumnya. Adapun surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri mengatakan ekspor dari produsen CPO terbesar kedua dunia itu naik hingga 10,1 persen.

Secara terpisah, data dari produsen utama CPO, yakni Indonesia menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit RI, termasuk produk olahan, mencapai 2,23 juta ton sepanjang Mei. Angka ini meningkat dibandingkan 763 ribu ton pada bulan yang sama tahun lalu.

Dampak dari berakhirnya Black Sea Grain Initiative memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina berakhir minggu lalu setelah Rusia membatalkan perjanjian tersebut.

Rusia juga memperingatkan tidak dapat menjamin keselamatan kapal pengiriman biji-bijian dari negara tersebut yang bisa berdampak serius bagi pasokan makanan global, termasuk di antaranya minyak nabati.

Sejumlah saham sawit RI juga terpantau menghijau pada penutupan perdagangan Senin (24/7/2023). Saham Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 1,56 persen di level Rp8.125. Saham Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) naik 3,43 persen di level Rp905.

Saham Eagle High Plantations Tbk (BWPT) juga naik 1,79 persen. Sementara saham PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) juga menghijau 0,45 persen.

Kinerja Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) juga menghijau 0,42 persen. Juga, Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga naik 0,46 persen. Saham Mahkota Group Tbk PT (MGRO) juga naik 2,27 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Tak hanya soal berakhirnya perjanjian Laut Hitam yang menjadi perhatian pasar, namun juga ancaman regulasi Uni Eropa soal deforestasi. Mengingat banyaknya perkebunan sawit yang masih masuk kategori hutan di Indonesia.

Selain itu, peristiwa El Nino juga perlu diwaspadai terkait produktivitas sawit. Tidak hanya memicu kebakaran lahan, El Nino bisa berdampak secara tidak langsung pada penurunan produktivitas kelapa sawit hingga 50 persen.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak terjadinya El Nino pada Agustus-September 2023.

Selain itu, petani sawit masih dihadapkan pada mahalnya harga pupuk sejak tahun lalu. Harga pupuk urea di pasar global sempat mencapai level tertinggi pada April tahun lalu seharga USD925 per ton.

Hingga akhir Februari 2023, patokan harga pupuk urea di pasar global mencapai USD357,5 per ton. Harga ini menurun 19 persen dibanding Januari 2023 secara bulanan dan telah menurun 51 persen dibanding Februari 2022 secara tahunan.

Namun demikian, meski menurun sejak Oktober 2022, harganya masih lebih mahal di bandingkan di awal pandemi pada 2020.

(FRI)

SHARE