Harga Saham PGEO Sudah Naik 20,54 Persen, Ini Kata Bos Pertamina Geothermal
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (PGEO) membeberkan pencapaian perseroan, serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia.
IDXChannel - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (PGEO) membeberkan pencapaian perseroan, serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia.
Pada Februari 2023, perseroan melakukan initial public offering (IPO).
“Aksi korporasi terbesar kelima di bursa saham ini mencatatkan performa yang sangat baik dengan pendapatan Rp9,05 triliun serta oversubscription hingga 3,81 kali,” ujar Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi dalam keterangan resminya, Rabu (13/12).
Hingga 11 Desember 2023, saham PGEO naik 20,54 persen dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization sebesar Rp48,4 triliun.
“Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemajuan energi terbarukan, khususnya panas bumi di Indonesia, selama beroperasi kami mencoba untuk accelerate but realistically,” ujar Julfi.
Di 2023, perseroan berambisi untuk menjadi 1 GW company yang akan tercapai pada 2025.
“Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co generation di beberapa area, saat ini perrseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” kata Julfi.
PGEO juga berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia.
Terkait komersialisasi karbon, Julfi menjelaskan, pada tahun ini, perseroan sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar USD732 ribu.
“Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia,” ujar Julfi.
Di kancah global, pada tahun ini, perseroan semakin agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.
Perseroan juga membentuk Joint Venture Company (JVC) dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung bernama PT Cahaya Anagata Energy.
Secara fundamental, perseroan mencetak laba bersih sebesar USD133,4 juta pada kuartal III-2023. Angka ini melampaui raihan laba sepanjang 2022 yang sebesar USD127,3 juta.
(FAY)