IHSG Agustus Diramal Merosot ke Kisaran 6.765
Secara teknikal IHSG masih akan tertekan dengan kisaran 6.765 di tengah himpitan makroekonomi jangka pendek.
IDXChannel - Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di rentang 6.500 sampai 7.278 di Agustus 2022. Secara teknikal IHSG masih akan tertekan dengan kisaran 6.765 di tengah himpitan makroekonomi jangka pendek.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mengatakan, secara teknikal ekspektasi IHSG di bulan ini mengalami penurunan karena di bulan Juli tidak berhasil menembus resisten di angka 7.000-an.
"Jika sentimen pasar tidak mendukung, maka IHSG berpotensi melanjutkan koreksi ke arah 6.539,” ujar Martha dalam Media Day: August 2022 by Mirae Asset Sekuritas, Selasa (9/8/2022).
Untuk faktor penggeraknya, IHSG bakal dipengaruhi oleh data-data ekonomi, kebijakan bank sentral, data laporan keuangan dan perkembangan harga komoditas.
Menurut Martha, sektor pilihan bulan ini adalah sektor keuangan, energi, dan industri. Untuk sektor keuangan, Mirae Asset Sekuritas memilih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Di sektor energi, tiga produsen batu bara yang menjadi pilihan yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Indika Energy Tbk (INDY). Sedangkan untuk perusahaan di sektor industri, ada dua saham pilihan yaitu PT Astra International Tbk (ASII) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Terkait dengan pasar saham, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta memprediksi pasar saham serta animo perusahaan menggelar IPO akan tinggi menjelang tahun pemilu.
Meskipun demikian, dalam jangka pendek, inflasi dan tren kenaikan suku bunga masih akan menjadi sentimen penahan potensi kenaikan IHSG. “Kami memprediksi inflasi dunia yang tinggi masih akan menekan pasar saham global dan domestik dalam jangka pendek. Untuk jangka waktu menengah hingga akhir tahun, tren pasar saham masih baik karena Indonesia didukung faktor fundamental dan makroekonomi yang solid,” ungkap Nafan.
(DES)