IHSG Kembali Mendarat di Zona Merah, Apa Penyebabnya?
Pergerakan bursa Amerika Serikat dan Asia menjadi sentimen pergerakan indeks, meskipun tidak terlalu besar pengaruhnya.
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu -15,5 poin (-0,26%) pada perdagangan hari ini Selasa (21/9/2021).
Penutupan hari ini menandai indeks melemah kedua kalinya sepanjang pekan terakhir September ini, dengan performa sepekan memerah (-1,11%) dan sebulan (-0,47%), meskipun secara year to date masih positif (13,49%).
Sejak awal, IHSG dibuka melemah di 6.049,7 dan bergerak di bawah harga penutupan kemarin. Indeks sempat bergerak keluar level psikologisnya dan menyentuh titik terendahnya di 5.996,4.
Senior Technical Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas Liza C Suryanata mengungkapkan penutupan indeks hari ini masih tergolong tidak terlalu dalam lantaran berada di atas level 6000, terjaga di area psikologisnya.
"Kita masih melihat IHSG ini masih waiting support, ini juga ditutupnya cenderung oke, masih di atas angka 6.040, pelemahan tadi di angka 6000 tadi sedikit ekspektif, karena angka itu merupakan support psikologis. Jadi kita masih tunggu titik support dalam jangka menengah," kata Lisa dalam 2Nd Session Closing, Selasa (21/9/2021).
Lisa tidak mengkhawatir penutupan ini dapat semakin dalam sembari menjelaskan bahwa "Penutupan hari ini di 6060 good enough, kita tidak terlalu hancur sekali seperti yang pernah kita takutkan, asing juga net sellnya masih belum terlalu masif."
Menurut Lisa, pergerakan bursa Amerika Serikat dan Asia menjadi sentimen pergerakan indeks, meskipun tidak terlalu besar pengaruhnya.
"Memang sentimen perdagangan hari ini kita awali dengan harap-harap cemas, karena Dow Jones (sempat) dikatakan cukup dalam jatuhnya, juga dari pasar Asia kita sedang menghadapi krisis raksasa properti Evergrande. Ke depannya, yang menjadi fokus selanjutnya adalah FOMC meeting yang akan menentukan timeline tapering," lanjutnya.
Lisa menjelaskan bahwa krisis grup properti China Evergrande tidak separah yang pernah terjadi sebelumnya, dan mengharapkan agar bisa cepat berlalu.
"Mudah-mudahan efek sentimen negatifnya di market akan mencair setelah ada kabar bailout dari pemerintah China," tandasnya.
Untuk diketahui, pada penutupan hari ini terdapat 284 emiten yang melemah, 229 yang menguat, dan 146 stagnan, dengan transaksi mencapai Rp10,9 triliun dari 22,5 miliar lembar saham yang laku.
Sementara investor asing terpantau melakukan aksi jual sebesar Rp429,40 miliar di pasar reguler, dengan pembelian bersih di market negosiasi-tunai mencapai Rp197,15 miliar. Sehingga akumulasi asing adalah net-sell Rp232,24 miliar.
Sejumlah indeks di kawasan Asia juga bergerak variatif yaitu: N225 (-2,17%) di 29.839, HSI (0,51%) di 24.221, SSEC tutup, STI (0,63%) dI 3.060, dan KOSPI (0,33%) di 3.140.
(SANDY)