IHSG Sempat Turbulensi usai ATH Pagi Ini, Simak Penjelasan Analis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami turbulensi pada perdagangan Rabu pagi (8/10/2025).
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami turbulensi pada perdagangan Rabu pagi (8/10/2025), setelah sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high) di awal sesi.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, IHSG menyentuh level ATH di 8.224,64 hanya lima menit setelah pembukaan pasar. Namun, sekitar pukul 09.35–09.45, indeks tiba-tiba turun tajam hingga 1,52 persen.
Pelemahan tersebut mulai terpangkas pada pukul 10.27 WIB, dengan IHSG berbalik ke level 8.142 atau turun 0,33 persen.
Sebanyak 432 saham tercatat melemah, 255 saham menguat, dan 266 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp14,11 triliun dengan volume perdagangan sebesar 18,31 miliar saham.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pelemahan tajam IHSG yang terjadi pagi ini masih dalam batas wajar dari sisi teknikal. Ia menilai, meski koreksi yang terjadi dalam satu hari terbilang cukup dalam, secara keseluruhan tren masih sehat.
“IHSG mengalami koreksi yang masih tergolong sehat secara teknikal meskipun sedikit dalam terjadi dalam 1 hari,” ujar Michael, Rabu (8/10/2025).
Ia menambahkan, posisi area support saat ini berada di kisaran 8.023. Selama level tersebut mampu dipertahankan, peluang kenaikan masih terbuka.
“Dengan mempertahankan area 8.023 ke atas, maka IHSG masih berpeluang ke 8.225 sebagai titik tertinggi kemarin,” katanya.
Michael menegaskan, level 8.225 menjadi titik krusial bagi pergerakan indeks ke depan.
Bursa Asia Variatif
Bursa saham Asia bergerak beragam pada Rabu (8/10), di tengah fokus investor terhadap dinamika politik Jepang dan situasi di Amerika Serikat (AS).
Indeks Nikkei 225 naik tipis 0,06 persen dan Topix menguat 0,60 persen, memulihkan pelemahan sebelumnya. Kenaikan tersebut terjadi setelah data upah yang lebih lemah dari perkiraan meredam ekspektasi kenaikan suku bunga Bank of Japan. Upah riil Jepang turun 1,4 persen pada Agustus, menandai penurunan delapan bulan beruntun akibat inflasi yang terus melampaui pertumbuhan pendapatan.
Investor juga mencermati transisi politik Jepang setelah Sanae Takaichi, pendukung lama “Abenomics”, terpilih sebagai perdana menteri baru.
Di China, indeks Shanghai Composite naik 0,52 persen dan CSI 300 menguat 0,45 persen. Sebaliknya, Hang Seng Hong Kong melemah 1,20 persen, ASX 200 Australia turun 0,12 persen, dan STI Singapura terkoreksi 0,45 persen.
Dari Wall Street, indeks utama AS ditutup melemah pada Selasa setelah reli ke rekor tertinggi. S&P 500 turun 0,38 persen, Nasdaq merosot 0,67 persen, dan Dow Jones terkoreksi 0,20 persen. Pelemahan terutama dipicu kejatuhan saham Tesla sebesar 4,4 persen setelah meluncurkan varian lebih murah Model Y dan Model 3.
Sementara itu, harga emas berjangka menembus USD4.000 per troy ons untuk pertama kalinya, di tengah ketidakpastian politik di Prancis, Jepang, dan ancaman penutupan pemerintahan AS. Survei The Fed New York juga menunjukkan ekspektasi pasar tenaga kerja mulai melemah. (Aldo Fernando)