Imbal Hasil Obligasi AS Melemah, Rupiah Dilego Murah
Menurunnya nilai tukar rupiah terjadi seiring merosotnya imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).
IDXChannel - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada perdagangan awal pekan ini, Senin (4/7/2022), terpantau melemah dua poin (0,02 persen) ke posisi Rp14.945 per dolar AS, setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya sempat bertengger di level Rp14.943 per dolar AS.
Menurunnya nilai tukar rupiah terjadi seiring merosotnya imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).
"Yield obligasi AS terlihat menurun drastis. Artinya banyak pelaku pasaryang membeli obligasi AS dalam beberapa hari terakhir untuk mengamankan nilai aset mereka," ujar Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, Senin (4/7/2022).
Aksi borong obligasi tersebut, menurut Ariston, dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap ancaman resesi dan potensi Bank Sentral AS, Federal Reserves (The Fed), untuk lebih agresif lagi dalam menaikkan suku bunga acuannya.
Dengan tekanan sentimen negatif itu, obligasi AS dinilai menjadi pilihan investasi paling aman dibanding sejumlah aset berisiko lainnya, termasuk juga rupiah di dalamnya.
"Di tengah kebijakan pengetatan moneter bank sentral dunia dan ditambah inflasi yang tinggi, risiko resesi meningkat. Sehingga harga aset-aset berisiko praktis berada dalam tekanan," tutur Ariston.
Selain itu, lanjutnya, pelaku pasar juga masih mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif oleh bank sentral AS, The Fed.
"Perbedaan yield antara Indonesia dan AS yang menyempit mendorong pasar mencari aman di aset dolar AS dibandingkan rupiah, Kondisi ini juga jadi tekanan sendiri terhadap rupiah," tegas Ariston. (TSA)