Inflasi AS Sesuai Ekspektasi, Jalan The Fed Pangkas Suku Bunga Kian Terbuka
Indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2025 meningkat lebih cepat dibanding bulan sebelumnya.
IDXChannel - Indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) Amerika Serikat (AS) pada Agustus 2025 meningkat lebih cepat dibanding bulan sebelumnya.
Kenaikan ini menjadi yang tercepat sejak Januari 2025 berdasarkan catatan Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Rinciannya, inflasi CPI bulanan (MoM) tercatat 0,4 persen, lebih tinggi dari Juli 2025 sebesar 0,2 persen dan di atas konsensus 0,3 persen.
Secara tahunan (YoY), inflasi CPI mencapai 2,9 persen, sesuai konsensus, namun naik dari 2,7 persen pada Juli. Sementara inflasi inti tercatat stabil di 0,3 persen MoM dan 3,1 persen YoY, sejalan dengan perkiraan pasar.
Di sisi lain, pasar tenaga kerja AS menunjukkan pelemahan. Klaim awal tunjangan pengangguran (initial jobless claims) melonjak 27.000 menjadi 263.000, jauh lebih tinggi dibanding konsensus 235.000.
Data sebelumnya juga menunjukkan revisi ke bawah jumlah penciptaan lapangan kerja non-farm payrolls sebanyak 911 ribu untuk periode hingga Maret 2025, yang menandakan perlambatan pasar tenaga kerja bahkan sebelum kebijakan tarif impor agresif dari Presiden Donald Trump diberlakukan.
Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran stagflasi, dengan inflasi yang tetap tinggi di tengah pasar tenaga kerja yang melambat.
Pemangkasan suku bunga The Fed on track
Melemahnya data tenaga kerja memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan pekan depan.
Berdasarkan CME FedWatch Tool per Jumat (12/9/2025), probabilitas pemangkasan suku bunga mencapai 100 persen. Dari total tersebut, 92,7 persen pelaku pasar memperkirakan pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps), sementara 7,3 persen memproyeksikan pemangkasan lebih agresif sebesar 50 bps.
Pasar keuangan merespons positif perkembangan ini, di mana indeks Dow Jones melonjak 1,36 persen ke rekor tertinggi 46.108 pada Kamis (11/9/2025), disusul S&P 500 (0,85 persen) dan Nasdaq (0,72 persen). Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga turun 2,48 bps ke sekitar 4,02 persen.
Euforia global turut mengangkat pasar keuangan Indonesia. IHSG ditutup menguat 1,37 persen pada Jumat (12/9/2025). Yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 5,1 bps ke level 6,33 persen, sementara kurs rupiah menguat 0,51 persen ke Rp16.378 per USD.
Menurut riset Stockbit, semakin jelasnya arah pemangkasan suku bunga The Fed berpotensi membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat memperkuat likuiditas domestik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Keberhasilan pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi akan menjadi katalis positif untuk membalikkan tren foreign outflow. Investor juga menantikan detail stimulus baru yang sedang dipersiapkan pemerintah, baik dari sisi besaran, target penerima, maupun durasi,” tulis Stockbit dalam risetnya, Jumat (12/9/2025).
(DESI ANGRIANI)