Ini Daya Tarik Emiten dengan Kapitalisasi Terbesar Bagi Investor
Emiten dengan kapitalisasi terbesar mempunyai daya tarik tersendiri bagi Investor dan pelaku pasar.
IDXChannel - Emiten dengan kapitalisasi terbesar mempunyai daya tarik tersendiri bagi Investor dan pelaku pasar.
Ada beberapa saham dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejumlah emiten bahkan menjadi top market cap. Lalu, emiten apa saja yang mempunyai kapitalisasi terbesar bagi investor?
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
BBCA menjadi emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar dengan nilai Rp1.147 triliun. Bank milik Hartono Bersaudara menjadi bank swasta terbesar di Indonesia.
BCA berdiri pada 10 Oktober 1955 dengan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory.
Selang dua tahun, berganti nama menjadi NV Bank Central Asia. BCA kemudian beroperasi pada 21 Februari 1957 di Jakarta.
Setelah 18 tahun, atau tepat pada 2 September 1975, perusahaan mengganti namanya kembali menjadi PT Bank Central Asia (BCA).
Saham BCA dilempar ke publik atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2000. Saat itu dilakukan di harga pelaksanaan Rp1.400 per saham.
Investor tertarik dengan kapitalisasi pasar terbesar BBCA karena brand image BBCA yang sangat baik. Salah satu tolok ukurnya BBCA kerap mendapat penghargaan bank terbaik.
Kemudian kinerja keuangan yang solid. Bank BCA menjadi perusahaan bank yang sangat menguntungkan karena kinerja keuangan positif dan terus bertumbuh. Pendapatan tahunan BCA tercatat terus mengalami pertumbuhan dalam lima tahun terakhir.
Selanjutnya, pergerakan sahamnya cenderung stabil. Harga saham BBCA cenderung tidak mudah naik atau turun secara signifikan dalam waktu cepat.
Pangsa pasar yang luas serta loyal juga menjadi salah satu daya tarik investor. BCA juga memiliki jaringan yang luas serta mudah diakses oleh nasabah di seluruh wilayah Indonesia.
Yang terkahir karena Dividen rutin. BBCA menjadi salah satu emiten yang rutin membagikan dividen setiap tahun, termasuk dividen interim.
2. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
BBRI menjadi emiten yang mempunyai market cap Rp855 triliun. Kinerja saham BBRI sepanjang tahun ini positif 15,38 persen dengan harga di Rp 5.700 per lembar saham. Saham BBRI konsisten menunjukkan kinerjanya yang cemerlang.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, kinerja cemerlang BBRI terdorong aspirasi besar perseroan untuk merealisasikan target Return On Equity (ROE) 19% pada 2025.
Dia melanjutkan, kinerja fundamental BRI melalui Holding Ultra Mikro (UMi) terbukti terus bertumbuh. Diharapkan investor semakin percaya terhadap komitmen BRI.
"Hingga kuartal I/2023 Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI tergolong tinggi mencapai 24,9%," kata Sunarso.
Tak hanya itu, kata dia, BRI dapat membukukan Return on Equity 21,18% pada akhir kuartal I/2023.
"Kami ingin membuktikan bahwa manajemen BRI memiliki komitmen untuk terus tumbuh secara berkelanjutan sehingga investor konsisten percaya kepada kami," katanya.
BBRI masuk menjadi bagian dari saham-saham yang mengalami penguatan signifikan di Indonesia.
3. PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
BYAN merupakan produsen batu bara di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
BYAN memproduksi batubara mulai dari batu bara kokas semi lunak hingga batu bara sulfur ramah lingkungan, batu bara sub-bituminous.
BYAN merupakan perusahaan pertambangan yang dimiliki Low Tuck Kwong. BYAN mulai melantai di Bursa Efek Indonesi (BEI) pada 12 Agustus 2008.
BYAN saat ini memegang lima kontrak karya Batubara (PKP2B) dan 16 izin usaha pertambangan (IUP).
Saat ini, saham BYAN menanjak 1,42 persen ke 17.825. Selama lima tahun terakhir, harga BYAN tumbuh 782,87%.
BYAN pernah mencapai titik tertinggi di level Rp78.000 per saham, yakni pada Juli 2022. Namun dividen yang dibagikan BYAN tak begitu banyak, hasil dividennya saat ini hanya 5,30%.
Sementara total luas konsesi 126.293 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Kapitalisasi pasar BYAN mencapai Rp582 triliun atau meningkat 5,79 persen.
4. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
BMRI pernah mencetak rekor kenaikan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harian baru pada Kamis (10/8/2023).
Dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BMRI ditutup naik ke Rp5.975 per saham. Angka ini memecahkan level ATH sebelumnya (setelah disesuaikan dengan stock split), yakni pada 8 Agustus 2023 (Rp5.900 per saham).
Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp469,97 miliar dan volume perdagangan 78,94 juta saham. Kenaikan ini membuat saham BMRI menguat 3,02 persen dalam sepekan dan melonjak 12,74 persen dalam sebulan.
Sementara, sejak awal tahun (year to date/YtD), saham BMRI melesat 20,40 persen.
Saham Bank Mandiri berada di urutan kedua saham terbanyak diserok asing selama sepekan ini. Nilainya mencapai Rp576,9 miliar, sehingga saham bank BUMN itu ikut melompat 2,60 persen.
BMRI juga berhasil meraup laba Rp41,2 triliun sepanjang tahun lalu.
Laba Bank Mandiri ini melonjak 46,9% secara tahunan. Sedangkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp87,9 triliun atau tumbuh 20,3%
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, strategi tahun ini akan mengoptimalkan identitas sebagai wholesale bank.
Untuk diketahui, dalam 2 tahun terakhir, BMRI membangun fundamental bisnis yang solid.
Hal ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA), menjaga LDR dengan optimal. Kemudian menjaga kualitas aset yang terjaga, menjaga return on equity yang tinggi, serta juga mengembangkan inisiatif digital yang memperkuat bisnis.