MARKET NEWS

Intip 2 Emiten yang akan IPO Sebelum Jadi Pilihan Investasi

Mohammad Yan Yusuf 15/08/2023 14:26 WIB

Beberapa emiten yang akan IPO ini bisa menjadi pilihan Anda dalam berinvestasi. Sebab prediksi keuntungan dan meraup cuan bisa didapat.

Intip 2 Emiten yang akan IPO Sebelum Jadi Pilihan Investasi. (FOTO : MNC MEDIA)

IDXChannel - Beberapa emiten yang akan IPO ini bisa menjadi pilihan Anda dalam berinvestasi. Sebab prediksi keuntungan dan meraup cuan bisa didapat.

Namun sebelum berinvestasi, ada baiknya Anda membaca artikel ini hingga tuntas. Sebab di dalam artikel ini kami akan membahas secara detail bagaimana dua emiten ini. 

Lantas apa saja emiten yang akan IPO? Simak penjelasan yang IDX Channel dihimpun dari berbagai sumber tepercaya. 

Apa itu IPO

IPO sendiri merupakan kondisi ketika emiten menjual sebagian sahamnya pada publik atau masyarakat umum. IPO bertujuan untuk mendapatkan dana tambahan untuk melancarkan operasional perusahaan atau mempercepat kegiatan ekspansi.

Bisa dikatakan ada tiga alasan perusahaan melakukan IPO, yaitu Go Public, Prospektus, dan Bookbuilding.

Emiten yang akan IPO

1. BABY

Ini merupakan usaha Kanmo Group milik Manoj Bharwani. Bisa dikatakan PT Multitrend Indo Tbk akan menggelar penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) dan melakukan konversi Convertible Bond (CB). 

Nantinya BABY akan menawarkan maksimal 600 juta saham. Ini setara dengan 21,28% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Untuk penawaran awal atau bookbuilding, BABY memasang harga di kisaran Rp250–256 per saham. Mereka berpotensi mengantongi dana maksimal Rp159,60 miliar.

Selain itu, BABY juga menerbitkan maksimal 1,42 miliar saham dalam rangka konversi Convertible Bond (CB) kepada Blooming Years Pte. Ltd. Adapun CB ini terbitkan pada 22 Juni 2022. 

Awalnya, konversi CB tersebut tertuang dalam Convertible Bond Subscription Agreement. Kemudian terjadi perubahan pada 14 Juni 2023 dengan harga pelaksanaan sama dengan harga IPO. Pelaksanaan konversi CB ini setara dengan 50,53% dari total modal disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan konversi CB. Jika seluruh saham terjual, maka persentase masyarakat akan menjadi 21,28%. 

Sementara untuk pembagian hasil IPO-nya, sekitar 18,23% dana IPO akan digunakan untuk belanja modal. Rinciannya, 84,91% untuk renovasi tempat untuk pembukaan 15 toko baru dan 15,09% untuk deposit penyewaan tempat. 

Kemudian 81,77% akan digunakan Multitrend Indo untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja. Termasuk pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari.

Multitrend Indo merupakan perusahan yang bergerak di bidang penjualan ritel fesyen dan aksesoris bayi dan remaja. BABY pertama kali beroperasi pada 2005 di bawah naungan PT Kanmo Retailindo. 

Mereka juga memegang sejumlah lisensi di Indonesia untuk merek global bayi dan anak-anak seperti Mothercare, ELC, Gingersnaps, Justice dan Wilio. Per Juni 2023, BABY juga memiliki 128 gerai yang terbesar di seluruh Indonesia. 

Intip 2 Emiten yang akan IPO Sebelum Jadi Pilihan Investasi. (FOTO : MNC MEDIA)

2. RSCH

PT Charlie Hospital Semarang Tbk (RSCH) akan melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 530 juta saham atau 20% di harga kisaran Rp105-125 setiap sahamnya. Mereka telah membuka penawaran awal sejak Agustus 2023 dan perkiraan masa penawaran umum di tanggal 21-23 Agustus. 

Nilai penawaran umum ini maksimal Rp66,25 miliar, di mana Shinhan Sekuritas menjadi penjamin pelaksana emisi efek. Perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan yang merupakan rumah sakit swasta dan menjadi penyedia jasa pelayanan kesehatan yang terpadu. Charlie Hospital Semarang berkedudukan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Dana dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, sekitar 48,13% akan digunakan perseroan untuk penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Charlie Hospital Demak. Sekitar 45,89% akan digunakan untuk pembelian alat medis. Dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Pemegang saham RSCH sebelum IPO terdiri dari PT Wahyu Agung 99,30%, Wahyu Fitrianingsih 0,35%, Junianto 0,32%, dan Sri Mulyaningsih 0,03%. Adapun pengendali Charlie Hospital Semarang adalah Junianto. Dia adalah pemegang 70% saham PT Wahyu Agung.

Pendapatan RSCH per 28 Februari 2023 sebesar Rp5,94 miliar, atau meningkat 46,72% dari periode yang sama tahun lalu. Menurut manajemen, di prospektusnya, peningkatan tersebut terutama disebabkan karena adanya peningkatan kunjungan pasien yang menggunakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap rumah sakit perseroan.

Sementara itu, beban pokok Rp4,76 miliar per 28 Februari tahun ini, meningkat 14,83% dibandingkan akhir Februari 2022 di Rp4,14 miliar. Sedangkan, laba kotor di 28 Februari 2023 menjadi Rp1,17 miliar, terbang 1.268,29% dari rugi kotor per 28 Februari 2022 Rp100,65 juta.

Di akhir Februari 2023, perusahaan masih membukukan rugi bersih periode berjalan Rp625,39 juta. Meski demikian, rugi bersih tersebut turun atau susut 73,85% dibandingkan 28 Februari 2022 yang mencapai Rp2,39 miliar.

Itulah penjelasan dua emiten yang akan IPO. Semoga informasi ini berguna bagi Anda dan menambah wawasan. (MYY)

SHARE