MARKET NEWS

Investor Buru SBN Rupiah, Obligasi RI Ini Paling Menarik

Dinar Fitra Maghiszha 14/10/2024 09:54 WIB

Sederet indikator makro global dinilai menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi. Ini memberi peluang investor untuk memburu SBN berdenominasi Rupiah.

Investor Buru SBN Rupiah, Obligasi RI Ini Paling Menarik (foto mnc media)

IDXChannel - Sederet indikator makro global dinilai menjadi sentimen positif bagi pasar obligasi. Ini memberi peluang investor untuk memburu Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah.

Amerika Serikat (AS) mencatat, yield curve US Treasury (UST) 5 tahun turun sebesar 3 bp menjadi 3,88 persen. Sementara imbal hasil UST 10 tahun turun sebesar 1 bp menjadi 4,08 persen. 

Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia masih bertahan di 69 bp, mengindikasikan persepsi para investor tetap terjaga.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar, kami melihat adanya potensi peningkatan demand terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah,” kata Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Untuk periode 14-18 Oktober 2024, BNI Sekuritas memperkirakan yield curve SUN 10 tahun akan berada di kisaran 6,56 persen sampai 6,75 persen. 

“Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0084, FR0086, FR0056, FR0037, FR0068, FR0080, FR0072, FR0045, FR0075,” ujar Amir.

Harga Surat Utang Negara (SUN) cenderung menguat pada perdagangan hari terakhir pekan lalu. 

Berdasarkan data dari PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), yield SUN Benchmark 5 tahun (FR0101) turun sebesar 4 basis poin menjadi 6,39 persen, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) melemah 2 basis poin menjadi 6,65 persen. 

Data Bloomberg menunjukkan, yield curve SUN 10 tahun (GIDN10YR) turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,68 persen. 

Amir mencatat, volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp12,9 triliun pada Jumat pekan lalu. Angka ini lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp11,9 triliun. 

“FR0086 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp2,0 triliun dan Rp1,5 triliun,” tutur Amir.

Secara week-over-week, yield curve UST 10 tahun meningkat sebesar 10 bp, CDS 5 tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1 bp, sementara Rupiah mencatatkan pelemahan mingguan sebesar 0,60 persen. 

Sejalan dengan indikator tersebut, yield curve SUN 10 tahun (GIDN10YR) mencatatkan peningkatan mingguan sebesar 3 bp menjadi 6,68 persen.

(Fiki Ariyanti)

SHARE