Investor Menunggu Rilis Data Inflasi AS, Pasar Saham Berpeluang Bergerak Volatile
Namun pasar saham tetap berpeluang bergerak volatile, dengan risiko dimana pasar saham bisa saja ditutup di zona merah.
IDXChannel - Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan setelah rilis data inflasi China, maka pelaku pasar selanjutnya akan tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat yang rencananya akan dirilis malam nanti.
Sehingga tidak ada lagi agenda ekonomi penting yang akan merubah peta pasar. Kecuali memang ada kejutan baru selama sesi perdagangan.
"Namun pasar saham tetap berpeluang bergerak volatile, dengan risiko dimana pasar saham bisa saja ditutup di zona merah," kata Gunawan, Rabu (12/6/2024).
Data inflasi China yang dirilis pada pagi ini menunjukan bahwa inflasi tahunan (y-o-y) China pada Mei 2024 stabil di angka 0,3 persen.
Laju tekanan inflasi di China yang bergerak stabil, direspon dengan memburuknya kinerja mayoritas bursa di Asia pada perdagangan pagi ini.
Namun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu berkinerja positif di awal sesi perdagangan pagi ini. IHSG masih bergerak sideways dengan kecenderungan menguat di kisaran level 6.857 pada sesi awal perdagangan.
Pasar menurut Gunawan tengah menanti data inflasi, kebijakan bunga acuan hingga pidato The FED. Ada ancaman dimana sinyal hawkish yang lebih jelas justru bisa menekan kinerja pasar keuangan lebih dalam.
Mata uang rupiah yang paling akan terdampak dengan sejumlah agenda penting dari AS hari ini. Pada perdagangan pagi ini mata uang Rupiah telah menyentuh Rp16.300 per dolar AS.
Berdasarkan sejumah sentimen eksternal dari luar khususnya Amerika Serikat, pasar keuangan di tanah air bisa saja berkinerja sangat buruk nantinya di pekan ini. IHSG hari berpeluang bergerak dalam rentang 6.800 hingga 6.870," tukasnya.
"Sementara Rupiah akan berkonsolidasi sementara di level Rp16.300," tandasnya.
Sedangkan untuk harga emas, pada pagi ini relatif stabil di kisaran USD 2.312 per ons troy nya.
(SAN)