MARKET NEWS

Kantongi Izin Dari OJK, IPO Pertamina Geothermal (PGE) Terus Berlanjut

Taufan Sukma/IDX Channel 17/02/2023 14:51 WIB

tahapan selanjutnya adalah proses penawaran umum yang rencananya bakal dihelat pada 20 hingga 22 Februari 2023 mendatang.

Kantongi Izin Dari OJK, IPO Pertamina Geothermal (PGE) Terus Berlanjut (foto: MNC Media)

IDXChannel - Proses Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) yang dilakukan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) dipastikan berlanjut.

Hal ini seiring telah didapatkannya izin pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait aksi korporasi tersebut.

Hal ini merupakan babak baru dalam proses IPO perusahaan, setelah sebelumnya pihak PGE juga telah melakukan tahapan penawaran awal (bookbuilding) yang digelar sejak Rabu (1/2/2023) hingga Kamis (9/2/2023) lalu.

Seiring dengan telah dikantongi izin efektif dari OJK, maka tahapan selanjutnya adalah proses penawaran umum yang rencananya bakal dihelat pada 20 hingga 22 Februari 2023 mendatang.

Berikutnya, proses penjatahan dan distribusi saham secara elektronik bakal dilakukan pada 22 Februari 2023, untuk kemudian diakhiri dengan pencatatan perdana (listing) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Februari 2023 mendatang.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, emiten yang bakal menggunakan kode saham PGEO ini mengincar dana segar dari pelaksanaan IPO maksimal sebesar Rp9,78 triliun.

Dana tersebut didapat dari hasil melepas saham sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham biasa, atau 25 persen dari keseluruhan modal ditempatkan dan disetor penuh pasca IPO.

Saham tersebut ditawarkan ke publik dengan kisaran harga Rp820 sampai Rp945 per saham.

Terkait penawaran tersebut, Sovereign Wealth Fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) telah menyatakan ketertarikannya, dengan membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam proses IPO PGE.

Direktur Keuangan PGE, Nelwin Aldriansyah, optimistis minat investor bakal tinggi untuk ikut serta dalam IPO yang digelar perusahaannya. Aptimisme itu didasarkan pada respon positif yang didapat sepanjang roadshow ke berbagai daerah.

"Kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, di antaranya pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang," ujar Nelwin, Kamis (16/2/2023).

Dalam IPO kali ini, PGE telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.

Rencananya, dari total Rp9,78 triliun dana segar yang berpotensi didapat dari pelaksanaan IPO, bakal digunakan oleh anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).

Menurut Nelwin, pada tahun ini PGE telah menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar USD250 juta, dari belanja modal yang hanya sebesar USD60 juta pada 2022.

Selanjutnya, pada 2024, PGE juga menyiapkan investasi baru senilai total USD350 juta. Jika ditotal, PGE meyiapkan keseluruhan investasi senilai USD1,6 miliar sepanjang 2023-2027.

"Makanya kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, seperti pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini. Dalam waktu dekat kami juga akan menerbitkan Green Bond dan alternatif pembiayaan lainnya,” tegas Nelwin. (TSA)

SHARE