MARKET NEWS

Kekhawatiran Varian Omicron Mereda, Rupiah Hari Ini Menguat

Anggie Ariesta 13/12/2021 15:48 WIB

Kabar terbaru tentang varian Omicron, menjadi sentimen paling signifikan untuk pasar mata uang minggu ini.

Kabar terbaru tentang varian Omicron, menjadi sentimen paling signifikan untuk pasar mata uang minggu ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup menguat 39 poin di level Rp14.331.

Pengamat rupiah, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar menguat hari Senin (13/12/2021) disebabkan sentimen pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat termasuk di Federal Reserve.

"Harga konsumen yang tinggi diperkirakan akan mendorong pasar mata uang dan membantu dolar, meskipun kekhawatiran tentang virus corona sangat membebani pikiran para pedagang," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (13/12/2021).

Selain itu kabar terbaru tentang varian Omicron, menjadi sentimen paling signifikan untuk pasar mata uang minggu ini, dibarengi pertemuan kebijakan bank sentral, dengan enam bank sentral G10 dan sejumlah bank sentral pasar berkembang akan bertemu.

Sedangkan pertemuan paling penting adalah pertemuan dua hari Federal Reserve yang berakhir pada hari Rabu, dan Investor sekarang mengharapkan Fed untuk memberi sinyal pengurangan pembelian aset yang lebih cepat minggu ini, dan dengan demikian awal yang lebih awal untuk kenaikan suku bunga. Ini juga akan memperbarui plot titik untuk tarif selama beberapa tahun ke depan.

Selain itu, baik Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang akan meninjau pengaturan kebijakan mereka minggu ini. Jajak pendapat Reuters dari pengamat ECB memperkirakan akan mengurangi separuh jumlah aset yang dibelinya setiap bulan mulai April, tetapi kenaikan suku bunga masih bertahun-tahun lagi.

Juga mengadakan pertemuan adalah bank sentral Norwegia dan Swiss dan Bank of England, yang diharapkan menunggu informasi lebih lanjut tentang dampak ekonomi dari varian Omicron baru sebelum menaikkan suku bunga, menurut jajak pendapat terpisah Reuters.

Di sisi data, indeks harga konsumen (CPI) AS hari Jumat tumbuh 6,8% tahun ke tahun dan 0,8% bulan ke bulan di bulan November, sedangkan CPI inti tumbuh 4,9% tahun ke tahun dan 0,5% bulan ke bulan. Ini merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 1982.

Sementara dari sentimen domestik, pelaku pasar merespon positif tentang pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa strategi vaksinasi merupakan kunci untuk melawan penularan Omicron di dunia sehingga Pemerintah terus melakukan vaksinasi secara berkala guna untuk menangkal varian ini dengan penularan yang tinggi. Strategi ini jauh lebih penting dibandingkan menutup perbatasan.

WHO diketahui juga sudah memutuskan memasukkan Omicron dalam Variant of Concern atau VoC (varian yang mengkhawatirkan). Varian ini dilaporkan memiliki lebih banyak strain atau mutasi daripada varian yang sudah ada yakni Alpha, Beta dan Delta. Ada 32 mutasi protein lonjakan dari varian tersebut.

Selain itu, Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) pada pekan kedua Desember 2021 memperkirakan inflasi 2021 akan mencapai 1,64 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (YoY). Sedangkan perkembangan harga pada Desember 2021 tetap terkendali dan kemungkinan akan terjadi inflasi sebesar 0,34 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Penyumbang utama inflasi Desember 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,08 persen (mtm), minyak goreng 0,04 persen, cabai merah 0,03 persen, daging ayam ras 0,02 persen, sawi hijau, sabun detergen bubuk, semen, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah dan daging sapi masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.320 - Rp14.370. (TIA)

SHARE