Kena Suspensi sejak 14 Juni, Saham BMSR Masuk Daftar Pantau Khusus
Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham emiten distributor produk kimia, PT Bintang Semesta Raya Tbk (BMSR), ke dalam daftar pemantauan khusus.
IDXChannel – Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham emiten distributor produk kimia, PT Bintang Semesta Raya Tbk (BMSR), ke dalam daftar pemantauan khusus. Perubahan ini mulai efektif pada Selasa (28/6/2022).
Menurut keterbukaan informasi di website BEI, Senin (27/6), saham BMSR masuk ke dalam daftar efek bersifat ekuitas dalam pemantauan khusus dengan kriteria nomor 10.
Notasi 10 berarti suatu saham dikenakan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari satu Hari Bursa yang disebabkan oleh aktivitas perdagangan.
Pihak bursa telah melakukan suspensi terhadap saham BMSR sejak 14 Juni lalu sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif signifikan pada saham perseroan.
Sebagai informasi, saham BMSR sempat melonjak selama 6 hari beruntun atau sejak 2-9 Juni 2022 dengan kenaikan 112,62%.
Kenaikan tinggi tersebut sempat membuat bursa ‘menggembok’ saham BMSR pada 10 Juni.
Selang sehari perdagagangan (13 Juni) harga saham BMSR kembali melejit 19,80% yang membuat BEI kembali melakukan suspensi terhadap saham tersebut hingga hari ini.
Seiring dengan itu, manajemen BMSR sendiri menggelar paparan publik (public expose) insidentil pada 15 Juni 2022.
Dalam materi paparan publik, manajemen menjelaskan, peningkatan harga saham BMSR disebabkan oleh kinerja operasional dan keuangan perseroan yang tercermin dalam Laporan Keuangan perseroan yang telah dipublikasikan pada website BEI.
Selain itu, sentimen lainnya adalah soal pemulihan kondisi ekonomi Indonesia dari dampak Covid-19, seiring dengan berbagai kebijakan dan stimulus ekonomi yang diterapkan pemerintah.
Mengutip penjelasan manajemen BMSR, perseroan membukukan laba usaha konsolidasian sebesar Rp 124,8 milyar per 31 Maret 2022. Laba usaha konsolidasian perseroan mengalami peningkatan sebesar Rp 113,3 milyar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Peningkatan laba usaha konsolidasian perseroan disebabkan oleh peningkatan harga jual khususnya produk caustic soda dan peningkatan volume penjualan batubara,” jelas manajemen.
Kemudian, laba bersih konsolidasian di tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 2.540% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 91,4 milyar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,5 milyar.
Peningkatan tersebut, beber manajemen, disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha perseroan yang berasal dari peningkatan harga jual produk kimia dan peningkatan volume penjualan batubara. (ADF)