MARKET NEWS

Kerugian Emiten Pengelola Hypermart (MPPA) Turun 58 persen di Kuartal II-2021

Muhammad Sukardi 24/09/2021 10:52 WIB

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatatkan penurunan kerugian pada kuartal II-2021.

PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatatkan penurunan kerugian pada kuartal II-2021. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mencatatkan penurunan kerugian pada kuartal II-2021. Pada laporan keuangan per 30 Juni 2021, Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp91,50 miliar atau turun 58,26 persen dibanding 30 Juni 2020 sebesar Rp219,25 miliar.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp3,54 triliun atau turun 3,42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,67 triliun dengan rugi per saham dasar Rp12.

Adapun penjualan emiten pengelola Hypermart terdiri atas penjualan langsung dan konsinyasi. Penjualan langsung menjadi penyumbang pendapatan tertinggi sebesar Rp3,50 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp3,63 triliun. 

Kemudian, penjualan konsinyasi tercatat Rp225,05 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp263,56 miliar. Sementara itu, biaya konsinyasi tercatat Rp188,04 miliar atau turun dari sebelumnya Rp221,96 miliar.

MPPA mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di kuartal II-2021 menjadi Rp2,91 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,94 triliun, beban penjualan juga turun menjadi Rp114,47 miliar dari sebelumnya Rp174,78 miliar, dan beban keuangan juga turun menjadi Rp129,87 miliar dari sebelumnya pendapatan lain-lain Rp139,77 miliar.

Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi tercatat Rp324,08 miliar, arus kas neto digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp9,63 miliar, dan arus kas neto digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat Rp453,72 miliar.

Matahari Putra Prima mencatatkan liabilitas sebesar Rp3,91 triliun dan ekuitas sebesar Rp109,12 miliar. Adapun total aset perseroan turun menjadi Rp4,02 triliun dibanding tahun 2020 sebesar Rp4,51 triliun. (TIA)

SHARE