Keuntungan ARA dan ARB Simetris: Ini Manfaatnya Bagi Pasar Modal dan Investor Saham
ARA dan ARB simetris mulai diberlakukan pada 4 September 2023, meskipun peluang risiko kembali normal, masih ada manfaat dari pemberlakuan ini.
IDXChannel—Apa keuntungan ARA dan ARB simetris? Sejak Senin (4/9) kemarin, Bursa Efek Indonesia mulai memberlakukan batasan auto rejection atas dan bawah simetris, dengan demikian mengakhiri relaksasi yang diterapkan sejak pandemi COVID-19.
Auto Rejection adalah sistem otomatis pada perdagangan bursa yang akan menolak pembelian ataupun penjualan ketika harga saham sudah mencapai pada batas atas atau batas bawahnya.
Bursa Efek Indonesia membagi rentang batas atas dan batas bawah berdasarkan tingkatan harga saham. Saat ini, ada tiga tingkatan harga dalam penentuan ARA dan ARB. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Harga Rp50 - Rp200: ARA >35%, sementara ARB >35%
- Harga >Rp200 - Rp5.000: ARA >25%, sementara ARB >25%
- Harga >Rp5.000: ARA >20%, sementara ARB >20%
Perhatikanlah persentase besaran ARA dan ARB pada tiap tingkat harga, keduanya sama. Inilah yang disebut ARA dan ARB Simetris. Ketika pandemi COVID-19 melanda, BEI dan OJK merelaksasi ketentuan persentase batas atas dan bawah iniuntuk meredam kepanikan investor.
Ketika pandemi masih berlangsung, BEI memasang batas ARA bervariasi—masih sama seperti sebelum pandemi—namun dengan batas ARB sama rata, yakni 7% untuk semua tingkat harga saham.
Pemberlakuan relaksasi ini menguntungkan investor pada masanya. Sebab bentang perdagangan pun kian pendek. Harga saham yang dulunya bisa jatuh bebas hingga 35%, 25%, dan 20%, hanya bisa turun tak lebih dari 7% saja.
Secara bersamaan, batas ARA sama sekali tidak diubah. Artinya, investor berpeluang untuk meraup untung dari capital gain secara maksimal dalam sehari, dengan peluang merugi yang dibatasi ARB hanya 7%.
Namun pada Juni 2023, dua tahun setelah pandemi berlangsung dan dampaknya mulai mereda, BEI mulai memberlakukan penyesuaian ARA dan ARB secara bertahap untuk mengembalikan batasan atas dan bawah ke rentang normal seperti sebelum pandemi.
Penyesuian tahap pertama berlaku mulai 5 Juni silam, dengan penyesuaian ARB sebagai berikut:
- Saham harga Rp50 - Rp200: ARA 35%, sementara ARB 15%
- Saham harga >Rp200 - Rp5.000: ARA 25%, sementara ARB 15%
- Saham harga >Rp5.000: ARA 20%, sementara ARB 15%
Dari ulasan singkat di atas, maka jelas manfaat batasan ARA dan ARB secara umum adalah memberikan bentang perdagangan yang aman bagi investor. Semakin besar persentase ARA, semakin panjang bentang transaksi saham hingga harganya menyentuh ARA.
Sebaliknya, semakin kecil persentase ARB, semakin pendek bentang transaksi saham sebelum akhirnya harga menyentuh ARB. Sehingga, salah satu kerugian investor dalam pemberlakuan ARA dan ARB simetris adalah, bentangan untuk penurunan harga pun turut memanjang.
Dalam satu hari, harga saham bisa meluncur hingga batasan ARB-nya masing-masing. Namun demikian, tetap ada manfaatnya. Apa keuntungan ARA dan ARB, lebih tepatnya?
Keuntungan pertama, memperkecil kemungkinan harga saham menyentuh ARB secara berulang-ulang. Sehingga investor mendapat kepastian lebih. Saat ARB masih 7%, beberapa kali terjadi saham bergerak hingga ARB berkali-kali, sehingga menimbulkan ketidakpastian.
Dan sebaliknya, begitu ARB sudah disamaratakan dengan ARA, akan terjadi kemungkinan ‘perlawanan’ di pasar. Banyak investor akan mencegah harga saham untuk turun ke bawah terlalu dalam.
Meskipun secara bersamaan, ARB simetris pun memungkinkan investor-investor dengan dana investasi besar untuk ‘membuang barang’ dengan jumlah besar dalam satu hari.
Perlu diingat pula, saham-saham yang berpotensi anjlok hingga 35% umumnya adalah saham-saham milik emiten berkapitalisasi kecil, dengan harga saham yang murah pula. Sesuai dengan tingkatan harga ARB 35%, yakni hanya untuk saham harga Rp50 - Rp200/saham.
Itulah ulasan singkat tentang keuntungan ARA dan ARB simetris yang mulai berlaku sejak 4 September 2023. (NKK)