Kinerja Pakuwon (PWON) Cemerlang di Semester I-2025, Sahamnya Ditarget Segini
Kinerja keuangan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang solid pada semester I-2025 mendorong rekomendasi buy terhadap saham perseroan.
IDXChannel - Kinerja keuangan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) yang solid pada semester I-2025 mendorong rekomendasi buy terhadap saham perseroan dengan target harga Rp640 per saham.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh mengatakan, target ini menunjukkan potensi kenaikan lebih dari 70 persen dari harga sesi pertama Selasa (2/9/2025) sebesar Rp366 per saham.
Hingga Juni 2025, PWON membukukan pendapatan Rp3,37 triliun pada paruh pertama 2025, naik 3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Laba bersih tercatat Rp1,13 triliun, naik 34,26 persen secara tahunan.
Ismail menilai pertumbuhan kinerja tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan berulang.
"Kami mempertahankan peringkat buy untuk PWON dengan diskon 58 persen terhadap target harga berbasis nilai aset bersih (RNAV)," ujarnya dalam risetnya, dikutip pada Selasa (2/9/2025).
Sepanjang paruh pertama, recurring income PWON tercatat Rp2,69 triliun, tumbuh 10 persen secara tahunan. Kontribusi signifikan berasal dari Bekasi Mall yang kini menyumbang sekitar 9 persen dari total pendapatan mal.
Meski demikian, PWON menghadapi tekanan dari sisi pra-penjualan/pre-sales/ Sepanjang semester I 2025, pre-sales tercatat Rp603 miliar, turun 22 persen secara tahunan, terutama akibat penurunan penjualan rumah tapak di Grand Pakuwon hingga 64 persen.
Menyikapi kondisi tersebut, BRI Danareksa Sekuritas memangkas proyeksi pre-sales PWON untuk tahun penuh 2025 dan 2026 masing-masing 17 persen dan 15 persen menjadi Rp1,27 triliun dan Rp1,35 triliun.
Dampaknya, estimasi laba bersih juga dipangkas 5 persen pada 2025 menjadi Rp2,18 triliun serta turun 7 persen pada 2026 menjadi Rp2,09 triliun.
Di sisi lain, stabilitas arus kas operasi PWON yang berkisar Rp2–Rp4 triliun per tahun dinilai mampu mendukung belanja modal sekitar Rp15 triliun hingga 2029.
Ismail menilai hal ini memperkuat posisi perseroan dalam menghadapi siklus perpanjangan sewa area ritel.
"Kami melihat arus kas operasi yang stabil Rp2–Rp4 triliun per tahun cukup untuk mendukung kebutuhan capex sekitar Rp15 triliun hingga 2029," kata dia.
Fundamental perseroan diperkirakan tetap terjaga dengan recurring revenue yang diproyeksikan tumbuh rata-rata 10 persen per tahun sepanjang 2025–2030. Kinerja tersebut ditopang ekspansi luas sewa mal (NLA) dan tingkat okupansi sekitar 95 persen.
(Dhera Arizona)