MARKET NEWS

Kinerja Turun, Ini Kata Analis Soal Saham Sido Muncul (SIDO)

Cahya Puteri Abdi Rabbi 04/08/2022 05:00 WIB

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengalami penurunan laba bersih di semester I 2022.

PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengalami penurunan laba bersih di semester I 2022.

IDXChannel - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengalami penurunan laba bersih di semester I 2022. Produsen jamu dan obat herbal modern ini membukukan laba bersih sebesar Rp 445,60 miliar dari sebelumnya Rp 502 miliar.

Sementara itu, harga saham SIDO sempat anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7 persen untuk kali ketiga beruntun di awal perdagangan Selasa (2/8/2022). Harga saham SIDO sempat turun hingga 6,51 persen ke level Rp790 per saham, terendah sejak medio Oktober 2021.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, hal tersebut merupakan respons dari pelambatan kinerja perseroan. Di mana para investor merasa khawatir akan terjadinya pembalikan arah dari segi kinerja keuangan yang mengalami penurunan di semester I 2022.

“Sehingga ekspektasi investor yang tadinya melihat bahwa trennya tetap bullish konsiste, malah menjadi profit taking secara masif,” kata Praska dalam 2nd Session Closing IDX Channel, Rabu (3/8/2022).

Praska merekomendasikan para investor untuk menunggu saham SIDO menyentuh area support terkuat di level 700 - 720. Setelah itu, investor baru dapat kembali mencermati dan mengakumulasi saham SIDO.

Seiring dengan penurunan laba bersih, penjualan perseroan juga merosot 2,58 persen menjadi Rp 1,61 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,65 triliun. Penjualan jamu herbal dan suplemen turun menjadi Rp 988,73 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 1,06 triliun. 

Sedangkan, segmen penjualan makanan dan minuman tumbuh dari Rp526,23 miliar menjadi Rp 544,82 miliar, serta segmen produk farmasi naik dari sebelumnya Rp 67,09 miliar menjadi Rp 78,54 miliar.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan perseroan naik 4,54 persen menjadi Rp 757,61 miliar dari sebelumnya Rp 724,71 miliar. Beban produksi tidak langsung juga naik menjadi Rp 117,06 miliar. 

(NDA) 

SHARE