MARKET NEWS

Konglomerat Anti Teknologi Warren Buffet Beli Saham TSMC USD4,1 Miliar, Optimisme Industri Tekno?

Maulina Ulfa - Riset 16/11/2022 14:51 WIB

Akankah Buffett semakin optimis di sektor teknologi di tengah kerentanan industri ini beberapa waktu terakhir?

Konglomerat Anti Teknologi Warren Buffet Beli Saham TSMC USD4,1 Miliar, Optimisme Industri Tekno? (foto: MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan investasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway Inc. secara mengejutkan menggelontorkan uang untuk memborong saham emiten teknologi asal Taiwan, yaitu Taiwan Semiconductor Manufacturing (TSM).

Berkshire mengakuisisi lebih dari 60 juta lembar saham perusahaan semikonduktor tersebut senilai hampir USD4,4 miliar berdasarkan harga penutupan hari Senin (14/11). Saham TSM pada bursa Taiwan melonjak 7,9% dan naik 12,6% di bursa AS. (Lihat grafik di bawah ini)

Dalam tiga bulan sebelum September, Berkshire Hathaway dilaporkan membelanjakan sekitar USD9 miliar untuk membeli saham. Data ini mengacu pada regulator sekuritas AS pada Senin (14/11).

Mengutip Investing.com, Berkshire juga mengivestasikan uangnya di Louisiana-Pacific Corporation (LPX) dengan membeli 5.795.906 lembar saham baru. 

Perusahaan investasi ini juga membeli saham Jefferies Financial Group Inc (JEF) sejumlah 433.558 lembar saham baru. Berkat aksi ini, saham Louisiana-Pasifik melonjak hampir 9% dan Jefferies naik lebih dari 5% pasca munculnya pemberitaan.

Di bidang minyak dan gas (migas), Berkshire juga menambah kepemilikan saham pada Chevron Corp. (CVX) dan Occidental Petroleum (OXY). Berkshire masing-masing memiliki 165.359.318 dan 194.351.650 lembar saham.

Konglomerat tersebut juga menaikkan kepemilikannya di Paramount Global (PARA) dari awalnya 78.421.645 lembar saham menjadi 91.216.510 lembar saham.

Berkshire juga mempertahankan sahamnya di holding terbesarnya Apple Inc. (AAPL), bernilai sekitar USD133 miliar. Buffet juga mempertahankan kepemilikan saham terbesar kedua di Bank of America (BAC), senilai sekitar USD38 miliar.

Langkah investasi Buffet ke TSM ini tentu menarik banyak investor. Jika melihat Warren Buffett 20 tahun lalu, ia akan mengatakan tidak untuk berinvestasi di perusahaan teknologi.

Anomali Konglomerat Anti Teknologi

Mengutip The Associated Press (AP), pada 1998, Warren Buffett mengatakan dia tidak akan berinvestasi di perusahaan teknologi dengan alasan dia tidak memahaminya.

Buffett mengatakan kepada 11.000 pemegang saham yang berkumpul dalam pertemuan tahunan Berkshire Hathaway Inc pada tahun tersebut. Dia tidak akan memasukkan uangnya ke Microsoft, IBM, Intel atau raksasa teknologi tinggi lainnya kala itu karena dia tidak cukup mengenal industri ini.

"Saya tidak tahu seperti apa dunia (teknologi) itu dalam 10 tahun. Teknologi hanyalah sesuatu yang tidak kami pahami, jadi kami tidak berinvestasi di dalamnya,″ kata Buffett mengutip AP, (5/5/98)

Buffett juga blak-blakan mengatakan dia menghindari bisnis berbasis internet seperti Yahoo. Menurutnya, masa depan industri ini tidak pasti dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki Berkshire, termasuk Coca-Cola, Gillette, American Express, dan Walt Disney.

Buffett dan rekannya, vice chairman Berkshire, Charlie Munger, keduanya kompak untuk tidak melihat masa depan di perusahaan teknologi.

Buffett, yang mulai membeli saham Berkshire pada tahun 1962, mengambil alih kendali pada tahun 1965.

Saham Berkshire sempat menjadi yang tertinggi di New York Stock Exchange (NYSE). Saham Kelas A ini ditutup meroket pada 5 Mei 1998, dengan harga USD69.100 per saham, naik dua kali lipat sejak Januari 1997 dan ditutup dengan lebih dari 10 kali harga penutupan tahun 1990.

Tapi sepertinya keyakinan Buffet mulai goyah ketika peran teknologi semakin besar menginfiltrasi kehidupan umat manusia.

Tak hanya itu, Buffet yang terkenal getol menolak mata uang kripto atau cryptocurrency yang beberapa tahun terkahir sedang naik daun, juga akhirnya menginvestasikan uangnya di segmen ini.

Dilansir Fortun, bertahun-tahun setelah menyebut Bitcoin sebagai 'racun tikus', Warren Buffett menginvestasikan uangnya di bank ramah kripto.

Secara khusus, perusahaannya Berkshire Hathaway telah membeli saham senilai USD1 miliar pada saham Nubank, sebuah bank digital yang berbasis di Brasil, dan yang terbesar di Amerika Latin.

Nubank adalah apa yang disebut neobank, sejenis bank yang beroperasi di luar aturan sistem perbankan tradisional. 

Unit investasi bank digitalnya bernama NuInvest, yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan uang di bursa Bitcoin (ETF).

CEO Berkshire ini sempat menyebut cryptocurrency sebagai “racun tikus” dan aset tidak produktif yang “tidak memiliki nilai unik sama sekali.”

Charlie Munger juga menyatakan bahwa dia berharap cryptocurrency “tidak pernah ditemukan,” dan dia bahkan tidak ingin keluarganya menikahi investor kripto.

Munger sangat tidak menyukai Bitcoin dan menyebutnya "menjijikkan dan bertentangan dengan kepentingan peradaban". 

Munger juga sempat mendukung keputusan China untuk melarang perdagangan Bitcoin di negara Tirai Bambu tersebut dan meminta AS untuk mengambil tindakan serupa.

“China membuat keputusan yang benar, dengan melarang mereka (uang kripto),” kata Munger dilansir Fortune (16/2/2022).

Meskipun sikap Buffet dan rekannya tersebut terkesan anomali, investasi terbaru Berkshire Hathaway di Nubank bukanlah pertama kalinya konglomerat tersebut mencoba-coba di pasar ini.

Berkshire diketahui telah membeli USD500 juta saham di Nubank, beberapa bulan sebelum perusahaan tersebut go public pada Desember 2021.

Saat itu, Nubank mengumumkan bahwa ini adalah investasi tunggal terbesar yang pernah diterima bank fintech.

Namun, waktu telah berganti bulan telah berubah. Pandangan Buffet dan Munger mungkin telah banyak berubah.

Dari sejumlah USD9 miliar yang diinvestasikan Buffet di akhir kuartal 2 tahun ini, TSM dilaporkan mendapat bagian terbesar.

Akankah Buffett semakin optimis dengan sektor teknologi di tengah kerentanan industri ini dalam beberapa waktu terakhir?

Mengingat beberapa saham teknologi AS berguguran beberapa waktu terakhir. Juga badai PHK yang kini mengintai industri tekno Paman Sam. 

Belum lama ini Meta, induk Facebook melakukan PHK terhadap 11 ribu pekerjanya. Amazon dikabarkan akan menyusul melakukan PHK dengan jumlah 10 ribu karyawan. (TSA)

SHARE