Kurangi Utang, Hutama Karya (PTHK) Pisahkan Segmen Tol hingga Divestasi Saham
PT Hutama Karya (Persero) Tbk (PTHK) melaporkan Pemisahan Segmen Operasi Ruas Tol Medan-Binjai dan Bakauheni Terbanggi Besar pada 26 Juni 2023.
IDXChannel - PT Hutama Karya (Persero) Tbk (PTHK) melaporkan Pemisahan Segmen Operasi Ruas Tol Medan-Binjai dan Bakauheni Terbanggi Besar pada 26 Juni 2023.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Hutama Karya melakukan pemisahan aktiva dan pasiva Perusahaan sehubungan dengan ruas tol Bakauheni Terbanggi Besar kepada PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll (PTBTB) dan ruas Medan Binjai kepada PT Medan Binjai Toll (PTMB, bersama-sama dengan PTBTB, Anak Perusahaan), termasuk hak pengusahaan jalan tol terkait (Pemisahan yang bertujuan untuk memperkuat kondisi keuangan Perusahaan ke tingkat yang lebih sustainable).
Pemisahan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada barang aktiva atau kekayaan berupa apapun, baik berupa barang berwujud maupun tidak berwujud, hutang, dan kewajiban dengan rincian, Aset Konsesi PTBTB Rp16,39 triliun dan PTMB Rp3,32 triliun, Kas Rp100 miliar dan PTMB Rp10 miliar dan Kewajiban PTBTB Rp8,08 triliun dan PTMB Rp365,37 miliar.
"Pemisahan ini akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan Pelepasan Saham Perseroan pada masing-masing Anak Perusahaan (Divestasi) serta Kerja Sama Operasi dan Pemeliharaan dengan Mitra terpilih," tulis Sekretaris Perusahaan PTHK Tjahjo Purnomo, Jumat (30/6/2023).
Dengan dilakukannya pemisahan ini diharapkan Perseroan dapat mengurangi posisi utang dan beban bunga yang meningkatkan margin perusahaan sehingga bisa kembali ke tingkat yang lebih sustainable.
Untuk pelepasan saham perseroan dengan tanggal kejadian 27 Juni 2023. Perusahaan melakukan Pelepasan Saham Perseroan kepada PT Swarna Investasi Indonesia dan PT Abhinaya Investasi Indonesia yang saham keduanya mayoritas dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh Indonesia Investment Authority (INA) atas 99,9% saham PT Medan Binjai Toll dan PT Bakauheni Terbanggi Besar Toll.
Adapun aksi tersebut dengan nilai total transaksi sebesar Rp12.44 triliun, transaksi ini bertujuan untuk memperkuat kondisi keuangan Perusahaan ke tingkat yang lebih sustainable.
Untuk dampak fakta material ini, dengan dilakukannya transaksi ini diharapkan Perseroan dapat mengurangi posisi utang dan beban bunga yang meningkatkan margin perusahaan sehingga bisa kembali ke tingkat yang lebih sustainable.
(DES)