Laba Bukit Asam (PTBA) Melesat 246 Persen di Semester I 2022
Sejalan dengan kenaikan laba bersih, pendapatan perseroan juga tercatat naik sebesar 79% menjadi Rp18,4 triliun dari sebelumnya sebesar Rp10,29 triliun.
IDXChannel - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang signifikan pada semester I 2022. Laba yang dibukukan sebesar Rp6,2 triliun atau melesat 246% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,8 triliun.
Sejalan dengan kenaikan laba bersih, pendapatan perseroan juga tercatat naik sebesar 79% menjadi Rp18,4 triliun dari sebelumnya sebesar Rp10,29 triliun.
Adapun total aset perseroan pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp35,9 triliun atau turun dari posisi pada akhir Desember 2021 yang sebesar Rp36,1 triliun.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan kenaikan kinerja perseroan didorong pemulihan ekonomi global maupun nasional, yang meningkatkan permintaan dan harga batu bara yang signifikan.
“Dengan mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, kami menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” kata Arsal dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Dari sisi produksi, perseroan mencatat total produksi batu bara sepanjang semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton atau naik 20% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,3 juta ton.
Sedangkan penjualan batu bara PTBA per Semester I 2022 sebanyak 14,6 juta ton atau tumbuh 13% secara tahunan.
Dalam rangka mendukung pemerintah untuk mencapai target net zero emission 2060, perseroan menerapkan praktik pertambangan yang baik dengan program-program dekarbonisasi.
Hingga Juni 2022, tercatat total areal reklamasi PTBA sudah mencapai 2.144,3 hektare. Di lahan tersebut, telah ditanam 1.333.350 batang pohon dari berbagai jenis antara lain, Sengon, Jati, Mahoni, Kayu Putih, Akasia, Angsana, Merbau, Bambu, Jabon, Pinus, Johar, Longkida.
Adapun untuk tahun ini, PTBA menargetkan tambahan reklamasi lahan seluas 17,2 hektare. Tak hanya reklamasi lahan, perseroan juga telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi.
Dari sisi operasional, perseroan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni, mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.
Selain itu, perseroan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring, sehingga mampu meminimalisasi pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.
“Program tersebut dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan, untuk memberikan hasil yang optimal,” ungkap Arsal.
Ia menyebut, perseroan telah memiliki peta jalan atau roadmap manajemen karbon hingga 2050. Untuk diketahui, sepanjang Januari-Juni 2022, pengurangan emisi yang sudah dilakukan oleh perseroan telah mencapai 77 ribu ton CO2e.