Laba Jeblok di Kuartal III-2023, Saham INKP dan TKIM Dihukum Pasar
aham emiten yang bergerak di bidang bisnis kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) jeblok pada Rabu (1/11).
IDXChannel - Saham emiten yang bergerak di bidang bisnis kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) jeblok pada perdagangan sesi pertama Rabu (1/11/2023).
INKP dan TKIM, yang merupakan emiten Grup Sinarmas, mencatatkan penurunan saham masing-masing 10,16 persen di level Rp8.625 per lembar saham dan 7,58 persen di level Rp7.075 per lembar saham pada pukul 11.51 WIB. (Lihat grafik di bawah ini.)
Selama sepekan, saham TKIM sudah tergerus 9,68 persen dan dalam satu bulan sudah turun 17,65 persen. Sementara saham INKP turun 8,78 persen sepekan dan 15,10 persen dalam sebulan.
INKP dan TKIM melaporkan kinerja keuangan mereka menurun pada kuartal ketiga (Q3) tahun ini.
INKP mencatatkan penjualan USD2,69 miliar dalam laporan keuangan per 30 September 2023. Angka ini menyusut dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar USD2,99 miliar.
Selain itu, INKP mencatatkan beban penjualan mencapai USD267,1 juta, menurun di banding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD339,97 juta.
Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk perusahaan tergerus hampir 50 persen dengan jumlah USD320,88 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 647,19 juta.
Sementara TKIM mencatatkan penjualan sebesar USD812,63 juta, juga menurun dibanding periode yang sama 2022 yang mencapai USD885,39 juta. Laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk TKIM juga tergerus menjadi USD134,08 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD345,1 juta.
Belum Ketiban Berkah Penguatan Dolar
Sebelumnya, INKP dan TKIM digadang menjadi emiten yang bisa ketiban berkah dari penguatan dolar.
Perusahaan yang memiliki orientasi ekspor bisa ketiban berkah dengan menguatnya dolar karena hasil ekspor yang akan didapatkan berbentuk mata uang dolar. Jika dolar menguat, maka pendapatan dalam rupiah akan meningkat.
INKP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produsen kertas di mana hasil produksinya mayoritas di ekspor.
Melansir Stockbit Sekuritas (30/10), dalam waktu dekat, INKP bisa diuntungkan dari pelemahan rupiah karena memiliki pendapatan berbasis dolar.
INKP dan TKIM juga bisa ketiban kenaikan harga pulp alias bubur kertas yang sudah naik 16,3 persen dari level terendah USD475 per ton ke level USD552 per ton.
Namun, INKP mencatatkan rincian penjualan dari produk pulp dan kertas budaya dan kertas industri, tissue dan lain-lain yang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Secara total, penurunan penjualan mencapai 10,37 persen pada Q3 2023 dibandingkan dengan Q3 2022. (Lihat tabel di bawah ini.)
Penurunan yang sama juga terjadi pada penjualan TKIM yang mencatatkan penjualan kertas budaya dan kertas industri dan lainnya mengalami penurunan. TKIM mencatatkan total penjualan mencapai USD 812,63 juta pada Q3 tahun ini, menurun 8,3 persen dibandingkan Q3 tahun sebelumnya yang mencapai USD 885,39 juta.
Sebagai informasi, kertas budaya sendiri terdiri atas kertas koran, kertas tulis cetak dan kertas berharga (kertas untuk saham, kertas perangko, dan lain-lain). Sedangkan kertas industri terdiri atas sack kraft (kertas kantong semen), kraft liner, corrugating medium, board, dan kertas bungkus. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.