Masuk Ekosistem Baterai EV, Green Power (LABA) Agresif Dirikan Usaha Patungan
PT Green Power Group Tbk (LABA) mengumumkan rencana mendirikan dua perusahaan patungan. Dalam hal ini, perseroan menggandeng perusahaan asal Hong Kong dan China
IDXChannel - PT Green Power Group Tbk (LABA) mengumumkan rencana mendirikan dua perusahaan patungan. Dalam hal ini, perseroan menggandeng perusahaan asal Hong Kong dan China.
Pertama, Direktur Utama LABA, William Ong mengatakan, perseroan akan mendirikan perusahaan patungan bersama perusahaan asal Hong Kong dengan modal sebesar Rp10 miliar pada tahap awal.
Perseroan akan menguasai kepemilikan saham di perusahaan patungan tersebut sebesar 51 persen.
"Perusahaan patungan ini nantinya bergerak di bidang pembuatan teknologi digital Battery Management System (BMS)," ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI, Jakarta, Kamis (26/9).
William menuturkan, dengan pendirian perusahaan ini diharapkan perseroan dapat meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) BMS sebesar 10 persen.
Dengan adanya BMS, baterai kendaraan bermotor listrik akan memiliki lifetime jarak tempuh yang lebih panjang, terlindungi dari overheating, overcharge, overdischarge, dan kerusakan baterai cell yang dapat mengakibatkan kebakaran, serta mengoptimalkan performa baterai tersebut.
Kedua, LABA juga akan membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan asal Zhejiang, China dengan modal sebesar Rp10 miliar pada tahap awal.
Perseroan pun akan menguasai 51 persen saham perusahaan patungan tersebut.
Willian mengatakan, perusahaan patungan ini nantinya bergerak dalam bidang manufaktur suku cadang produk dan produksi cetakan. Cetakan yang akan dibuat dikhususkan untuk pembuatan komponen, aksesoris baterai dan produk pendukung energi terbarukan.
Dirikan Anak Usaha
Perseroan rencananya pun akan mendirikan anak usaha di bidang jaringan pertukaran baterai atau stasiun pertukaran baterai.
"Stasiun pertukaran baterai cerdas kami dirancang untuk mengakomodasi baterai 36V, 48V, dan 72V. Stasiun canggih ini memastikan keandalan dan keamanan dalam transaksi pertukaran baterai," ujar William.
LABA, diakuinya akan memiliki 99 persen saham anak perusahaan tersebut dengan modal tahap awal Rp10 miliar.
Dan terakhir, anak perusahaan LABA yakni PT Suistanable Energy Development Trading (SEDT) akan mendirikan anak perusahaan di Provinsi Hainan, China dengan modal sebesar USD500 ribu.
"Perusahaan ini nantinya bergerak dalam bidang impor dan ekspor produk energi terbarukan," kata William.
(Fiki Ariyanti)