MARKET NEWS

Mendekati Resesi Ekonomi, Pengusaha Siap-siap Lakukan Penutupan

Fahmi Abidin 28/08/2020 16:00 WIB

Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) tengah menyiapkan langkah yang akan dihadapi pelaku usaha untuk menghadapi resesi di tanah air.

Mendekati Resesi Ekonomi, Pengusaha Siap-siap Lakukan Penutupan. (Foto: Ist)

IDXChannel - Pengusaha Indoensia yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) tengah menyiapkan langkah yang akan dihadapi pelaku usaha untuk menghadapi resesi di tanah air. Meski masa sulit sudah dilalui sejak beberapa bulan lalu, namun kini pengusaha siap melakukan penutupan usaha untuk mencegah kerugian yang jauh lebih besar.

Meski demikian, Pemutusan Hubungan Kerja bagi karyawan dianggap ke depannya tak akan terelakkan lantaran hingga kini sejumlah bantuan yang diberikan pemerintah tidak dapat dinikmati pengusaha.

“Banyak perusahaan demi kelangsungan hidup banyak mengurangi produksi dan tutup dipaksa nantinya saat pemuliham mereka enggak mampu lagi untuk kelangsungan hidupnya.dan tidak ada dana makanya sekarang banyak hotel tutup kalau tetap beroperasi rugi makin besar untuk itu mereka tutup saja di tengah modalkerja dan paling terdampak adalah menghentikan sementara (operasional),” kata Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum APINDO, seperti dikutip Video Journalist (VJ) IDX Channel Ade Firmansyah, pada Jumat (28/8/2020).

Ditambahkan Sukamdani, karyawan lihat statusnya tidak PHK dimana mereka melakukan cuti diluar tanggungan perusahaan tidak mendapatkan gaji .” Dimana kita khawatir masa kontrak habis mereka enggak diperpanjang dan ini kondisi sulit bagi perusahaann dan ini perhatian kita bersama,” ungkapnya.

Sejatinya pandemi covid-19 yang membuat ekonomi negara diberbagai dunia mengalami kontraksi hingga resesi, termasuk Indonesia pada kuartal III-2020 pun dianggap tak bisa mampu terlepas dari jurang resesi. Untuk itu, dalam menghadapi resesi, sejumlah pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) berencana menyiapkan sejumlah langkah untuk meminimalisir kerugian yang terjadi di tengah krisis ini.

Saat ditemui di Jakarta, Ketua Umum APINDO, Hariyadi Sukamdani, menyebutkan meski sejak awal tahun pelaku usaha sudah mulai mengurangi jumlah produksi hingga merumahkan sejumlah karyawan namun ke depannya saat Pemerintah mengumumkan resesi pihaknya mungkin akan melakukan sejumlah hal yang sama untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat ketidakpastian ekonomi saat pandemi covid-19.

Untuk itu, tambah Sukamdani, pihaknya memastikan sejumlah pelaku usaha lebih memilih untuk menghentikan usahanya sementara hingga mengambil langkah untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada karyawannya.

Ditegaskan Sukamdani, terlebih dari sejumlah stimulus yang sudah diberikan pemerintah kepada pelaku usaha yang dapat dinikmati oleh banyak pengusaha hanya keringanan untuk membayar utang. Sedangkan keringanan pajak hanya dinikmati oleh sebagian pelaku usaha yang besar saja, sedangkan Pemerintah yang menyebutkan untuk memberikan subsidi listrik bagi sektor bisnis, industri dan sosial hingga kini dirinya menyebutkan belum dapat dinikmati lantaran informasinya tidak sampai ke pelaku usaha.

“Dari upaya membantu pengusaha hanya relaksasi hutang Pojk 11 Tahun 2020 karena mereka enggak ada transaksi mereka menambah pencadangan kalau yang lain itu dampaknya sedikit. Contoh PPh 21 dengan platform pajak ditanggung negara yang dinikmati sedikit yang mana hanya perusahaan yang bisa menggaji karyawan dengan gaji besar dan secara umum justru gaji itu turun dibawah itu PPh 21 hanya sedikit karyawan dan PPh 25 pajak badan juga yang mendapat kelonggaran perusahaan yang untung,” ujar Sukamdani.

Dengan ancaman resesi yang sudah didepan mata, APINDO meminta Pemerintah untuk dapat menggenjot perekonomian dengan meningkatkan daya beli masyarakat di tingkat bawah. Meski mengapresiasi pemberian bantuan subsidi gaji dibawah lima juta namun hal ini akan percuma jika penghentian penyebaran covid-19 belum maksimal. Untuk itu, dirinya berharap agar vaksin covid-19 cepat selesai sehingga perekonomian dan dunia usaha bergeliat seperti semula. (*)

SHARE