Mengintip Jejak GIC Singapura di IPO Cinema XXI (CNMA)
Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) bioskop Cinema XXI (CNMA) berpotensi mendapatkan sentimen positif dari investor.
IDXChannel - Penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) bioskop Cinema XXI (CNMA) berpotensi mendapatkan sentimen positif dari investor.
Tim Investment Analyst Stockbit dalam analisisnya menilai, sentimen positif tersebut berasal dari keberadaan afiliasi Government of Singapore Investment Corporation (GIC) dalam susunan pemegang saham.
Sebab, GIC biasanya berinvestasi untuk jangka panjang, yang mengindikasikan bahwa CNMA memiliki potensi pertumbuhan ke depannya.
"Ada potensi masuknya investor strategis melalui private placement sebesar 10%," tulis Tim Investment Analyst Stockbit, Senin (31/7/2023).
Saat IPO, Salween Investment Private Limited (SIP) – yang merupakan afiliasi GIC, memiliki opsi untuk membeli total 18,75 miliar saham yang dimiliki pengendali CNMA, PT Harkatjaya Bumipersada, dan PT Adi Pratama Nusantara.
Jika opsi pembelian dilakukan seluruhnya, SIP akan membelinya dengan harga Rp270/saham dan kepemilikannya akan bertambah dari 0,01% menjadi 22,51%.
Jejak GIC dalam struktur pemegang saham CNMA bermula pada Desember 2016. Ketika itu, GIC menandatangani kerja sama strategis senilai USD265 juta atau setara Rp3,5 triliun untuk mendukung ekspansi jaringan bioskop CNMA di seluruh Indonesia.
Dalam penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), perseroan menawarkan sebanyak 8,33 miliar saham atau 10,00% dari modal ditempatkan dan disetor.
Perseroan menetapkan harga penawaran awal sebesar Rp270 hingga Rp288 per saham. Dengan harga tersebut, perusahaan mengincar dana segar sebesar Rp2,40 triliun.
Perihal penggunaan dana, sebesar 65,0% akan digunakan untuk pendanaan pengembangan dan ekspansi jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia. Pengembangan dan ekspansi jejaring bioskop akan dilakukan melalui pembangunan bioskop atau teater baru untuk menambah jumlah layar Cinema XXI, serta pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk pembangunan tersebut.
Kemudian, sekitar 20,0% akan digunakan untuk pembayaran lebih awal untuk sebagian pokok utang kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yang mana per tanggal 12 Mei 2023 total pokok pinjaman adalah sebesar Rp1,39 triliun. Sehingga saldo kewajiban perseroan setelah pembayaran akan menjadi Rp917,10 miliar.
Terakhir, sekitar 15,0% akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja, namun tidak terbatas untuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI.
(DES)