Nilai Tukar Dolar Melemah 0,149 Persen Usai The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan
Dolar melemah setelah Federal Reserve mengatakan pemulihan ekonomi berada di jalurnya meski ada lonjakan infeksi Covid-19.
IDXChannel – Pagi ini, dolar melemah setelah Federal Reserve mengatakan pemulihan ekonomi berada di jalurnya meski ada lonjakan infeksi Covid-19 dalam pernyataan kebijakan yang optimistis, tetapi tidak menetapkan timeline untuk mengurangi program pembelian asetnya.
Kendati infeksi harian Covid-19 di Amerika Serikat meningkat empat kali lipat sejak pertemuan terakhir The Fed pada Juni, bank sentral mengindikasikan masih memiliki keyakinan bahwa upaya vaksinasi yang sedang berlangsung akan "mengurangi dampak krisis kesehatan masyarakat itu terhadap ekonomi" dan memungkinkan pembukaan kembali yang kuat untuk dilanjutkan.
Pembuat kebijakan The Fed, dalam sebuah pernyataan dengan suara bulat, juga mengatakan mereka bergerak maju dengan diskusi tentang kapan harus mengurangi program pembelian obligasi bulanan bank sentral sebesar USD120 miliar, Langkah pendahuluan untuk akhirnya menaikkan suku bunga.
"Pernyataan itu memberikan petunjuk pada percakapan seputar tapering pembelian aset skala besar, tetapi tidak berkomitmen untuk rencana masa depan selain terus menilai situasi. Kami memperkirakan diskusi yang lebih seru pada pertemuan puncak Jackson Hole, akhir Agustus, dan rencana seputar tapering mungkin tercermin dalam pernyataan September ketika proyeksi ekonomi terbaru juga akan dirilis," kata James Marple, ekonom TD Economics.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, turun 0,149% menjadi 92,324, menyusut setelah awalnya melonjak hingga 92,766 menyusul rilis pernyataan The Fed, demikian laporan Reuters dan Xinhua, di New York, Rabu (28/7/2021) atau Kamis (29/7/2021) pagi WIB.
Dolar reli selama sebulan terakhir, dengan Indeks Dolar melambung sekitar 2,3% sejak pergeseran hawkish dari The Fed dalam pertemuan Juni. Di tempat lain, poundsterling naik 0,15% menjadi 1,3904, bertahan di dekat level tertinggi dua minggu, dengan analis menghubungkan nada tegas terhadap kasus Covid-19 di Inggris yang menurun selama tujuh hari terakhir.
Yuan China menarik diri dari posisi terendah tiga bulan yang dicapai pada sesi Selasa, ketika mencatat kerugian harian terbesar sejak Oktober, setelah pasar saham negara itu stabil menyusul guncangan selama beberapa hari.
Namun, pemantulan yuan tersebut relatif moderat, dan dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko sama-sama melemah karena sentimen tetap rapuh.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi USD1,1841 dari USD1,1821 di sesi sebelumnya. Dolar AS dibeli 109,95 yen, lebih tinggi dari 109,72 yen. Sementara, greenback turun ke posisi 0,9106 franc Swiss dari 0,9142 franc Swiss, dan melemah jadi 1,2526 dolar Kanada dari 1,2591 dolar Kanada. (NDA)