MARKET NEWS

Optimistis Potensi Tahun Ini, OJK: Tak Ada Lagi Wait and See dalam Berinvestasi

Taufan Sukma/IDX Channel 02/01/2023 12:37 WIB

Indonesia patut bersyukur di tengah kondisi global yang tidak kondusif tersebut, perekonomian nasional terbukti mampu bertahan pada teritori positif.

Optimistis Potensi Tahun Ini, OJK: Tak Ada Lagi Wait and See dalam Berinvestasi (foto: MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah kekhawatiran terkait tantangan yang diperkirakan bakal terjadi di sepanjang tahun ini, seperti potensi resesi dan berbagai tekanan lain, ditepis oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar.

Seiring dengan tren penguatan ekonomi yang terjadi di dalam negeri, Mahendra justru menilai tahun ini sebagai momen yang tepat untuk berinvestasi.

Hal ini disampaikan Mahendra di hadapan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang hadir secara langsung dalam peresmian pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/1/2023).

"Prioritas kita ke depan, dengan penguatan perekonomian dan daya tahan yang kuat, Saya yakin tidak ada lagi istilah wait and see bagi investasi di Indonesia. Its all about investment, investment, and investment. Kita harus siap untuk itu, dan kita dorong momentumnya," ujar Mahendra, dalam speech yang disampaikannya.

Optimisme tersebut, menurut Mahendra, didasarkannya pada kinerja pasar modal nasional yang cukup solid, setidaknya hingga akhir tahun 2022 lalu.

Salah satu tolok ukurnya adalah kemampuan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu meningkat empat persen di sepanjang tahun, di tengah bursa global yang disebut Mahendra cukup 'brutal'.

"Kenapa brutal? Karena indeks Eropa turun 12 persen, yang itu artinya (capaian) terburuk sejak 2018, lebih jelek dibanding saat pandemi 2020-2021 lalu. Euro Zone di tahun baru juga masuk periode kelesuan yang berat, sementara Bank of England sudah menyatakan bahwa ekonomi Inggris bakal masuk ke pre-long resesion," tutur Mahendra.

Karena itu, lanjut Mahendra, Indonesia patut bersyukur di tengah kondisi global yang tidak kondusif tersebut, perekonomian nasional terbukti mampu bertahan pada teritori positif.

"Jadi walaupun (hanya tumbuh) empat persen, tapi (capaian) itu terbaik dibanding negara-negara ASEAN dan juga Asia secara umum," tegas Mahendra. (TSA)

SHARE