Pangkas Porsi Lagi, Pemerintah Singapura Lepas 4,9 Juta Saham MTEL
Pemerintah Singapura kembali mengurangi sebagian kecil kepemilikannya atas saham emiten menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).
IDXChannel – Pemerintah Singapura kembali mengurangi sebagian kecil kepemilikannya atas saham emiten menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 26 Maret 2024, Singapura melepas 4,95 juta saham MTEL atau setara dengan 0,01 persen dari kepemilikan pada 25 Maret 2024 yang sebesar 4,49 miliar saham.
Usai penjualan itu, pemerintah Negeri Singa tersebut masih menggenggam 4,488 miliar saham atau setara dengan 5,38 persen saham MTEL.
Namun, belum ada penjelasan lebih mendetil terkait aksi lepas saham pemerintah Singapura ini.
Ini adalah kali kesekian pemerintah Singapura melakukan divestasi saham MTEL. Sejak awal Maret 2023 atau setahun lalu, pemerintah Singapura sudah menyicil jual saham MTEL secara bertahap sebanyak 43 kali.
Sementara, selama Maret ini saja, pemerintah Singapura sudah melego MTEL sebanyak 15 kali, termasuk pada 25 Maret (9,21 juta saham).
Pada 7 Maret 2023, pemerintah Singapura masih menguasai 5,74 persen saham (4,79 miliar saham) MTEL, lebih banyak sekitar 0,37 persen tinimbang saat ini.
Ada Blackrock & Vanguard
Selain pemerintah Singapura, dan juga sovereign wealth fund (SWF) RI Indonesia Investment Authority (INA), perusahaan manajer investasi raksasa macam The Vanguard Group hingga BlackRock turut berinvestasi di MTEL.
Vanguard mengoleksi 0,87 persen saham MTEL per 31 Januari 2024, sedangkan BlackRock sebanyak 0,14 persen per 29 Februari 2024.
Baillie Gifford & Co juga memiliki 0,35 persen saham MTEL, bersama Wellington Management Group dan Norges Bank Investment Management yang masing-masing mempunyai 0,09 persen dan 0,084 persen.
Rapor Keuangan
MTEL atawa Mitratel mencatatkan laba senilai Rp2,01 triliun pada 2023. Perolehan ini naik 12,61% year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp1,78 triliun.
Pencapaian ini membawa laba per saham dasar MTEL naik di level Rp24 per saham, dari semula Rp21 per saham.
Pendapatan usaha MTEL terdongkrak 11,19% yoy menjadi Rp8,59 triliun, didukung segmen sewa menara telekomunikasi sebanyak Rp7,95 triliun.
Kontribusi utama proyek Mitratel datang dari entitas relasi PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sebesar Rp4,81 triliun, sedangkan pihak ketiga menyerap pemasukan senilai Rp3 triliun.
MTEL juga mengamankan cuan dari segmen jasa konstruksi sebanyak Rp624,27 miliar, hingga jasa penyediaan listrik senilai Rp11,24 miliar, demikian mengutip keterbukaan informasi, Kamis (7/3/2024).
Dari sisi biaya operasional terjadi peningkatan beban pokok seiring pertumbuhan pendapatan, sehingga margin laba kotor masih tumbuh di angka Rp4,2 triliun.
Sementara, laba sebelum pajak tersisa di angka Rp3,92 triliun, dengan EBITDA terhadap pendapatan sebesar 80,53%. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.