Pasar Bakal Banjir Data Penting, IHSG dan Rupiah Kompak Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 6.681 pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (10/2/2025).
IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 6.681 pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (10/2/2025).
IHSG masih di bawah tekanan akibat ketidakpastian ekonomi global. Pelemahan IHSG juga sejalan dengan mayoritas Bursa di Asia yang dibuka melemah hari ini.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin mengatakan, kemungkinan perang dagang yang lebih luas dalam waktu dekat masih menjadi kekhawatiran utama pelaku pasar saat ini.
Selain itu, dalam sepekan ke depan akan banyak rilis data ekonomi penting yang akan mempengaruhi keputusan pelaku pasar, seperti rilis data ekonomi dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Dari Tanah Air, rilis data penjualan kendaraan bermotor akan menjadi data pembuka. Disusul selanjutnya dengan data indeks kepercayaan konsumen, penjualan ritel, dan penjualan mobil.
Sementara dari luar negeri, sejumlah agenda penting ekonomi AS akan tersaji di pekan ini, seperti pidato Gubernur Bank Sentral AS, penjualan ritel AS, hingga rilis data inflasi AS.
Sejumlah agenda dari AS tersebut menjadi indikator penting bagi kinerja pasar keuangan dalam jangka pendek.
"Pasar akan mendapatkan arah yang lebih jelas terkait dengan kebijakan moneter AS ke depan," kata Gunawan dalam risetnya, pagi ini.
Sejalan dengan IHSG, kinerja Rupiah juga mengalami pelemahan di kisaran Rp16.335 per USD pada sesi perdagangan pagi. Pelemahan ini terdorong penguatan USD akibat imbal hasil US Treasury yang mengalami kenaikan.
"Pelemahan Rupiah ini akan menjadi sentimen buruk bagi IHSG pada hari ini," tutur Gunawan.
Di sisi lain, harga emas ditransaksikan naik di kisaran level USD2.871 per ons troy. Situasi ekonomi terkini memberikan peluang kemungkinan kenaikan laju tekanan inflasi yang bisa memicu akumulasi pembelian emas di pasar.
"Ditambah lagi tensi geopolitik maupun geoekonomi yang belakangan ini kian memanas. Emas menjadi alternatif untuk mengamankan aset," ujar Gunawan.
(Fiki Ariyanti)