Pasar Modal Indonesia Optimistis Tetap Berkembang Meski Di Tengah Pandemi
PT Bursa Efek Indonesia melaporkan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu belakangan selama terjadinya pandemi Covid-19.
IDXChannel - Pandemi Covid-19 nyatanya membawa dampak signifikan terhadap perdagangan di lantai bursa, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan hal itu ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu belakangan.
Dikatakan Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan, dari data terakhir akhir pekan lalu, 17 April 2020 menunjukkan indikator perdagangan mengalami penurunan dibanding 2019.
Menurut Inarno, ada berbagai macam indikator yang bisa terlihat dari penurunan transaksi perdagangan ini. Misalnya saja, jika melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang pada pekan lalu berada di angka 4.635.
"Beberapa di antaranya IHSG 26,43 persen menjadi 4.635 dengan diikuti penurunan kapitalisasi pasar sebesar 26,35 persen menjadi 6.300 triliun, juga terjadi penurunan transaksi harian 1,49 persen menjadi 462 ribu kali," Kata Inarno Djajadi dalam video conference, Jumat (24/4/2020).
Penurunan signifikan terhadap perdagangan di bursa juga terdapat pada Maret 2020, saat pemerintah mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Indonesia.
"Sampai saat ini pasar keuangan terkena dampak negatif baik dalam dan luar. Situasi ini terus bertahan sampai IHSG dapat level terendah pada 24 Maret, turun 37,49 persen dibanding akhir tahun lalu. Semoga ini puncak penurunan terdalam tahun ini," kata dia.
Jika dilihat dari grafik perdagangan secara global, Inarno menyebut, hampir seluruh indeks global mengalami penurunan. Penurunan tertinggi terjadi di Austria sebanyak 35,05 persen.
"Sementara penurunan kapitalisasi tertinggi sebesar 3 triliun dolar AS. Indeks turun 26,43 persen ini per 17 april 2020, dan diikuti penurunan kapitalisasi pasar saham 180 miliar dolar AS," ucapnya.
Berdasarkan keterangan resmi BEI, pada Jumat (24/4/2020), bahwa optimisme pasar modal Indonesia ditengah pandemi Covid-19 terus berkembang. Terpantau sampai dengan 23 April 2020, telah tercatat 26 (dua puluh enam) perusahaan baru di BEI dan ikut berkontribusi dalam memajukan industri Pasar Modal Indonesia.
Kemudian, sebesar 65% Perusahaan Tercatat pada tahun 2020 menunjukkan tren kenaikan harga saham sejak awal saham-sahamnya mulai dicatatkan di BEI. Tidak hanya itu, sampai dengan 23 April 2020, sudah terdapat 28 (dua puluh delapan) perusahaan yang masuk ke dalam pipeline pencatatan efek baru.
Tercatat sampai dengan akhir Maret 2020, Bursa masih mencatatkan pertumbuhan investor sebesar 8% dari tahun 2019 lalu, menjadi 2,68 juta investor yang mencakup investor saham, reksa dana, dan obligasi.
Sedangkan untuk investor saham, jumlahnya mencapai 43% dari total investor tersebut dan meningkat 5% dari tahun lalu. Hal ini menunjukkan tingginya minat calon investor dalam memanfaatkan momentum untuk berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. (*)