Pasar Uang Asia Kebakaran, Hanya Rupiah yang Berkuasa
Pasar uang di kawasan Asia Pasifik sebagian besar berada di zona merah atas dolar AS, seperti Yen Jepang koreksi -0,05% di 115,54
IDXChannel - Mata uang rupiah hari ini menguat tipis atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis pagi (10/2/2022).
Hingga pukul 09:12 WIB, mata uang Garuda naik 12 poin atau -0,12% di Rp14.397 per 1 dolar Amerika Serikat
Pasar uang di kawasan Asia Pasifik sebagian besar berada di zona merah atas dolar AS, seperti Yen Jepang koreksi -0,05% di 115,54, Dolar Hong Kong terpuruk -0,03% di 7,7929, dan Won Korea Selatan anjlok -0,20% di 1.196,59.
Ringgit Malaysia tertekan -0,08% di 4,1863, Peso Filipina turun -0,12% di 51,300, dan Dolar Taiwan jatuh -0,20% di 27,837, Baht Thailand koreksi -0,17% di 32,755, Dolar Australia turun -0,16% di 0,7167, dan Dolar Singapura anjlok -0,11% di 1,3430.
Menemani penguatan bersama rupiah, mata uang Yuan China naik 0,01% di 6,3627.
Indeks dolar pada pagi ini tampak menguat 0,08% di 95,56, menanti pengumuman indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat yang akan dirilis pada Kamis ini (10/2) di tengah bayangan isu kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Angka tersebut kemungkinan dapat menjadi acuan Fed untuk menetapkan pengetatan moneter, sembari bersiap untuk menaikkan suku bunga pada bulan depan.
Sejumlah ekonom yang disurvei Reuters mengharapkan data inflasi dapat menunjukkan peningkatan 0,5% month to month pada Januari dan 7,3% untuk tahun ini.
Dari Eropa, pasar tampaknya telah merevisi perkiraan mereka atas kenaikan suku bunga bank sentral Eropa (ECB) setelah otoritas keuangan tertinggi benua biru itu mengejutkan banyak kalangan pada pekan lalu. Presiden ECB Christine Lagarde menandai untuk pertama kalinya bahwa pengetatan moneter dimungkinkan terjadi tahun ini.
Namun, Lagarde terlihat lihai untuk menenangkan pasar ketika dia mengatakan pada Senin lalu (7/2) bahwa tidak perlu pengetatan secara ekstensif.
Tetapi perubahan besar atas ekspektasi kebijakan bank sentral selama seminggu terakhir, khususnya dari ECB, telah meredam kenaikan dolar baru-baru ini.
(SANDY)