Pemerintah Minta Vale Indonesia (INCO) Genjot Hilirisasi di Industri Nikel
sejauh ini belum banyak juga pihak yang bisa memproduksi turunan nikel tersebut.
IDXChannel - Pemerintah mengapresiasi pengelolaan tambang nikel oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di Sorowako, Sulawesi Selatan (Sulsel). Meski pemerintah juga meminta INCO dapat terus meningkatkan upaya hilirisasi lewat aktivitas produksi hingga ke level produk turunan.
Salah satunya dengan memproduksi nikel powder sebagai salah satu produk turunan nikel yang sangat diminati, namun sejauh ini belum banyak produsennya di level global.
"Kami berikan penghargaan kepada Vale Indonesia yang telah berupaya mengoptimalkan (pengolahan) sumber daya kita. Tadi kami juga sudah bicarakan dengan manajemen soal bagaimana ke depan Indonesia juga bisa memiliki industri untuk produksi nikel powder," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, dalam keterangan resminya, Senin (15/8/2022).
Menurut Arifin, ketersediaan produk nikel powder di dunia saat ini masih belum banyak. Hal tersebut lantaran sejauh ini belum banyak juga pihak yang bisa memproduksi turunan nikel tersebut.
"Sedangkan kita punya nikelnya. Kenapa tidak sekaligus kita juga bikin dari core sampai purified nikel," tutur Arifin.
Dengan menggenjot program hilirisasi, pemerintah berharap kinerja di industri nikel dapat memberikan nilai tambah yang lebih optimal serta meningkatkan investasi dan juga membuka lapangan pekerjaan yang masif bagi penduduk sekitar.
Saat ini INCO telah memiliki satu fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel matte. Selain proyek eksisting tersebut, INCO juga tengah berencana membangun tiga smelter baru.
Pertama, fasilitas pengolahan nikel reduction kiln-electric furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 ton dalam bentuk FeNi (feronikel) di Morowali, Sulawesi Tengah. Kedua, proyek pembangunan pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa yang berlokasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120.000 ton.
Proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian komoditas nikel terintegrasi dengan penambangan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara tersebut telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN).
Terakhir, rencana pembangunan pabrik HPAL yang merupakan proyek ekspansi smelter Sorowako dengan target kapasitas produksi sekitar 60 kiloton nikel. (TSA)