Pengamat Ekonomi Sebut Indonesia Sudah Masuk Resesi
Direktur Eksekutif CORE Piter Abdullah mengungkapkan bahwa resesi yang dialami Indonesia dilihat secara teknikal.
IDXChannel – Pengamat ekonomi dari CORE Indonesia menyebutkan bahwa Indonesia sudah berada di dalam resesi seperti negara lain di dunia. Direktur Eksekutif CORE Piter Abdullah mengungkapkan bahwa resesi yang dialami Indonesia dilihat secara teknikal dimana ekonomi Indonesia sudah negatif selama tiga triwulan.
“Kalau kita tidak bisa menghindari resesi berarti kita hadapi dimana Pemerintah harus membantu masyarakat dan dunia usaha bisa bertahan hidup tak bangkrut dan collaps di wabah ini tujuannya agar wabah berlalu kita bisa bangkit cepat . Fokusnya bagaimana kita bisa bertahan di tengah resesi yang kita hadapi. Kita bukan menyongsong resesi. Kita ada di dalam resesi itu sendiri, kalau di teknikal kita SDH resesi selama tiga triwulan sudah negatif. Tetapi kalau pertumbuhan ekonomi triwulan dua negatif kita jalanan dan akan negatif jadi saya tidak sependapat dan kita di dalam resesi,” ungkap Piter seperti dikutip oleh Video Journalist (VJ) IDX Channel Ade Firmansyah, Jumat (28/8/2020).
Ditambahkan Piter, meskipun jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi harus dua kali triwulan yang dilihat pada triwulan ketiga namun dirinya memastikan bahwa Indonesia sudah masuk di masa resesi.
Meski demikian, hal ini dipandang jangan sesuatu hal yang wajar di tengah pandemi sehingga tidak perlu panik menghadapi resesi. Justru untuk itu, dirinya meminta kepada Pemerintah untuk memastikan semua stimulus dan subsidi yang diberikan baik kepada Pemerintah hingga pelaku usaha berjalan tepat sasaran dan cepat tersalurkan. Hal ini untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional jika pandemi sudah berlalu.
Selain itu, Piter juga mengingatkan kepada pelaku usaha untuk dapat memanfaatkan sejumlah stimulus yang diberikan Pemerintah sekaligus dapat mengelola cash flow perusahaan dengan baik.
“Poin penting pengusaha mengelola cash flow di tengah kondisi ini penerimaan turun pengeluaran besar dan harus mengelola cash flow agar benar benar sesuai penerima yang turun artinya pengusaha selain memanfaatkan kelonggaran yang sudah diberikan dan pengusaha harus ada efesiensi dimana biaya yang harus dikurangi dan momentum harus dimanfaatkan struktur biaya mereka,” pungkas Piter. (*)