MARKET NEWS

Pengamat: Kinerja Emiten Tambang BUMN Berpotensi Membaik di 2021

Shifa Nurhaliza 18/05/2021 17:32 WIB

Pergerakan saham ketiga emiten pertambangan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut semakin menarik untuk dicermati dengan periode siklus super komoditas

Pengamat: Kinerja Emiten Tambang BUMN Berpotensi Membaik di 2021 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Tiga emiten pertambangan plat merah, mencetak kinerja variatif pada kuartal I-2021. 

Namun, pergerakan saham ketiga emiten pertambangan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut semakin menarik untuk dicermati dengan periode siklus super komoditas yang terjadi pada tahun ini. 

Siklus super komunitas merupakan periode ketika harga komoditas naik secara signifikan melebihi kenaikan permintaan yang tidak diimbangi penawaran. 

Berdasarkan data Bloomberg hampir seluruh harga komoditas tambang membuat signifikan sepanjang tahun berjalan 2021. Harga batubara naik 24,09%, Tembaga menguat 31,86%, Nikel naik 5,86%, dan Timah naik 45,22%. 

"Kenaikan harga jual rata-rata yang akan didukung kenaikan volume produksi akan menjadi faktor utama kinerja tiga emiten tambang milik BUMN berpotensi mencatat dan kinerja yang positif di tahun ini," ungkap Head Of Research PT Praus Capital, Alferd Nainggolan, dalam program 2nd Session Closing Market IDX Channel, Selasa (18/5/2021). 

Bahkan kenaikan 2 aspek tersebut bisa membuat pertumbuhan kinerja emiten BUMN tambang bukan hanya bersifat linear, tetapi eksponensial. 

Pada kuartal pertama tahun ini, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil mencetak laba bersih Rp630,37 miliar dan catatkan pertumbuhan pendapatan 77,04% menjadi Rp9,2 triliun. 

PT Timah Tbk (TINS) juga berhasil berbalik untung sebesar Rp10,34 miliar, dan pendapatan TINS masih terkontraksi 44, 77%. 

Namun, hanya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang masih mencetak penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih masing-masing 22,01% dan 44,59%. 

Sementara itu berdasarkan data RTI Business, saham ANTM menguat 32,3%, saham TINS menguat 14,81%, sementara PTBA terkontraksi -20,28% secara year to date (YTD). 

(SANDY)

SHARE