Portofolio Hijau Selama Pandemi, Sandiaga Uno Berikan 3 Tips Berinvestasi di Pasar Modal
Di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19, realisasi investasi di Indonesia pada semester I-2020 masih menunjukkan tren positif.
IDXChannel - Di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19, realisasi investasi di Indonesia pada semester I-2020 masih menunjukkan tren positif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dalam Break Time IDX Channel, Kamis (1/7/2021), memberikan tips khusus kepada IDX Channel terkait cara berinvestasi di pasar modal Indonesia.
"Alhamdulillah tahun ini, mungkin rezeki anak soleh kali ya. Alhamdulillah portofolio ku kinerja nya positif semua. Ini khusus ya untuk IDX Channel. 5 tahun lalu aku kan fokus di dunia usaha. Jadi aku kasih tiga tipsnya untuk para investor," tegasnya.
Pertama, 'you invest in long term'. Jadi, lanjutnya, kalau di lihat dari portofolio ku, itu komponen-komponen utamanya itu adalah perusahaan-perusahaan yang setiap tahunnya terus memberikan penambahan, peningkatan aset, dan pembagian dividen.
"Jadi kalau misalnya instrumennya saham, itu ada aspek-aspek dari segi penambahan aset, dan cashflownya," ungkap Menparekraf Sandiaga.
Yang kedua, lanjutnya, jangan kita mengikuti tren tanpa mengerti bahwa tren ini punya keberlanjutan daripada tren tersebut.
"Makanya saya bilang tadi, tiga tren ini yaitu kesehatan, digitalisasi, dan juga tren terhadap energi baru dan terbarukan, maupun pengelolaan sampah itu jadi menarik banget. Dan saya lihat di Indonesia counter yang fokus di kesehatan, digitalisasi, dan energi baru dan terbarukan ini belum banyak," imbuhnya.
Namun, Menparekraf Sandiaga menilai bahwa dengan melihat perekonomian Indonesia, sektor konsumsi paling dibutuhkan.
"Pertama kan konsumsi, sektor ini akan terus menjadi incaran investor. Jadi menurut saya sih masih terbuka peluang dan memang anak-anak muda sekarang ini lagi gencar berinvestasi. Jadi anak muda ini perlu kita arahkan, supaya berinvestasi bukan berspekulasi," tandasnya.
Ketiga, yaitu harus mengenali diri sendiri apakah ingin berinvestasi jangka panjang atau trader.
"Day trader itu sudah pasti ada di tiap segmen. Tapi saya menganjurkan ada portfolio jangka panjang yang dipilih, seperti saham di bluechip terus punya potensi baik untuk investasi 5 sampai 10 tahun kedepan. Tapi kalau kita memang hobinya di day trading, itu juga boleh tapi saya tidak punya kemampuan karena saya tidak mengikuti dalam keseharian saya. Jadi rumor apa yang terbaru, dan semacamnya," tandasnya. (SNP)