MARKET NEWS

Punya Bisnis Baru di Segmen Aluminium, Berapa Target Harga Saham ADMR?

Fiki Ariyanti 14/05/2024 00:01 WIB

PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) diproyeksi masih akan mencatatkan kinerja solid pada 2024 di tengah peluang penurunan harga komoditas.

Punya Bisnis Baru di Segmen Aluminium, Berapa Target Harga Saham ADMR? (foto mnc media)

IDXChannel - PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) diproyeksi masih akan mencatatkan kinerja solid pada 2024 di tengah peluang penurunan harga komoditas. Sehingga saham anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) itu disarankan layak koleksi. 

Analis Saham Panin Sekuritas, Felix Darmawan memaparkan, performa produksi batu bara perseroan masih meningkat. Di kuartal I-2024, relatif bervariasi. 

Untuk produksi 'emas hitam' di tiga bulan pertama tahun ini mencapai 1,56 juta ton (naik 38% QoQ; naik 27% YoY) masih didominasi oleh Maruwai yang naik menjadi 1,45 juta ton (tumbuh 56% QoQ; tumbuh 18% YoY) atau 92,9% dari total produksi, sisanya disumbang oleh Lahai yang turun menjadi 0,11 juta ton (turun 45% QoQ).

"Perseroan juga melakukan peningkatan fasilitas infrastruktur penunjang seperti proyek konveyor untuk tongkang kedua serta tangki bahan bakar. Kami menilai jika perseroan mampu meningkatkan level produksi di kisaran 5,5 juta ton-6 juta ton di tahun ini," jelas Felix dalam risetnya, Selasa (14/5).
 
Di samping itu, katanya, potensi penurunan harga batu bara kokas mengecil. Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi China relatif rendah di kisaran 5% YoY, seiring dengan kontraksi di sektor properti yang merupakan sektor pengguna baja nirkarat dan batu bara kokas global. 

"Namun, peningkatan porsi penjualan batu bara kokas di pasar domestik menjadi terbesar kedua setelah Jepang menjadi sentimen positif bagi perseroan untuk meningkatkan volume penjualan seiring dengan peningkatan produksi internal. Kami memperkirakan harga batu bara kokas di kisaran USD250 per ton di 2024 (rata-rata 2023: USD291 per ton)," dia menerangkan.

Untuk progres proyek alumunium sudah di tahap konstruksi smelter. Felix menyebut, perseroan telah mengeluarkan belanja modal hingga USD77 juta (naik 25% YoY) seiring dengan batu pembangunan konstruksi smelter aluminium termasuk teraform tanah hingga pemasangan pondasi oleh PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) setelah berhasil merampungkan pembebasan lahan. 

Selain itu, pembangunan mess karyawan dan jetty juga dilakukan pada kuartal I-2024. Alhasil, perseroan masih menargetkan Commercial Operation Date (COD) smelter yang berkapasitas awal 500 ribu ton aluminium daapat dilakukan pada kuartal III-2025. 

"Patut dicermati jika Hyundai Motor Co. mengakhiri perjanjian pasokan aluminium (10%-20% dari total produksi tahap 1) seiring dengan dorongan dari penggemar Korean Pop yang mengampanyekan green climate. Namun, perseroan sudah menandatangani MoU dengan trader yang menyerap sekitar 70% dari total produksi," paparnya.

Oleh karena itu, Felix masih merekomendasikan BUY dengan target harga di Rp1.800 (implied EV/EBITDA 8,46x di 2024). 

"Hal ini didorong oleh ekspansi perseroan untuk peningkatan produksi batu bara, adanya bisnis baru dari segmen aluminium, dan neraca yang solid di posisi net cash. Namun patut dicermati risiko fluktuasi harga batu bara kokas dan energi yang dapat memengaruhi ASP dan cash cost perseroan," tandas Felix.

(FAY)

SHARE