MARKET NEWS

Punya Mesin Baru, Alkindo Naratama (ALDO) Bidik Pendapatan Rp3 T di 2023

Dinar Fitra Maghiszha 10/10/2022 17:18 WIB

PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) membidik pendapatan sebesar Rp3 triliun pada 2023. Angka tersebut naik 76% dari target tahun ini sebesar Rp1,7 triliun.

Punya Mesin Baru, Alkindo Naratama (ALDO) Bidik Pendapatan Rp3 T di 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) membidik pendapatan sebesar Rp3 triliun pada 2023. Angka tersebut naik 76% dari target tahun ini sebesar Rp1,7 triliun.

Direktur Utama ALDO, Herwanto Sutanto, mengatakan kenaikan target tersebut dipicu penambahan mesin kertas coklat berbahan daur ulang (recycled brown paper) melalui anak usaha ALDO, PT Eco Paper Indonesia (EPI)

“Kami mengharapkan mesin baru dapat beroperasi pada akhir tahun ini. Dengan bertambahnya mesin baru, produksi recycled brown paper akan meningkat menjadi 220 ribu ton per tahun dari kapasitas produksi saat ini yang sekitar 80 ribu ton per tahun,” kata Herwanto dalam keterangan di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Saat ini ALDO sedang mengembangkan mesin kedua dengan kapasitas 500 ton per hari. Sedangkan melalui EPI, perseroan mempunyai satu mesin produksi dengan kapasitas 250 ton per hari untuk produk kertas coklat berbahan daur ulang.

Herwanto menuturkan, selain bertambahnya kapasitas produksi, perseroan juga optimis peningkatan kinerja didukung oleh semakin terbukanya pasar produk daur ulang. Setelah pandemi, permintaan terbesar pada produk kertas daur ulang berasal dari Fast Moving Consumer Good (FMGC) dan e-commerce.

"ALDO melakukan inovasi untuk melayani pasar tersebut, salah satunya dengan memproduksi hexa wrap, kertas coklat berbentuk struktur sarang lebah dan dapat menggantikan gelembung plastik (bubble wrap)," tambahnya.

Produk lainnya yaitu paper box dan paper bag, kemasan yang terbuat dari kertas yang dapat digunakan sebagai wadah makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain.

Herwanto menilai prospek pasar kemasan kertas masih sangat menjanjikan. Ini diiringi dengan semakin meningkatnya tren penjualan online dari tahun ke tahun.

“Tren belanja online ini sudah menjadi gaya hidup. Namun ada masalah yang ditinggalkan yaitu penggunaan plastik. Kami memberikan solusi dengan produk-produk yang ramah lingkungan dari bahan daur ulang," pungkasnya.

(FRI)

SHARE