MARKET NEWS

Rekap Lapkeu Emiten Konsumer, MYOR-CMRY Ungguli Para Jagoan

Melati Kristina - Riset 03/04/2023 16:29 WIB

Mayora Indah (MYOR) dan Cisarua Mountain Dairy (CMRY) mencetak kinerja keuangan termoncer pada 2022 yang mengungguli emiten konsumen lainnya.

Rekap Lapkeu Emiten Konsumer, MYOR-CMRY Ungguli Para Jagoan. (Foto: Mayora)

IDXChannel – Sejumlah emiten konsumen telah melaporkan keuangannya pada 2022 lalu. Tercatat, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) hingga PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) mencetak kinerja termoncer di periode ini.

Melansir laporan keuangan emiten, MYOR berhasil membukukan laba bersih yang terkerek hingga 63,68 persen menjadi Rp1,94 triliun pada 2022.

Di samping itu, pendapatan bersih emiten juga naik hingga 9,91 persen menjadi Rp30,67 triliun di periode ini.

Melesatnya pendapatan bersih MYOR di periode ini seiring dengan naiknya segmen pendapatan seperti penjualan lokal dan penjualan ekspor masing-masing sebesar 10,88 persen dan 8,49 persen.

Tercatat, penjualan lokal MYOR pada 2022 mencapai Rp17,80 triliun, disusul penjualan ekspor yang ikut naik menjadi Rp12,89 triliun pada periode ini.

Di samping itu, MYOR juga mencatatkan keuntungan selisih kurs mata uang asing bersih yang meroket hingga 672,76 persen menjadi Rp369,31 miliar pada 2022.

Di periode ini, MYOR juga berhasil membalik beban lain lain bersih sebesar Rp222,67 pada 2021 miliar menjadi penghasilan lain-lain bersih sebesar Rp72,94 miliar pada 2022.

Selain MYOR, emiten konsumen lainnya yang turut mencetak laba bersih yang bertumbuh signifikan adalah PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) dan PT Akasha Wira International Tbk (ADES). (Lihat grafik di bawah ini.)

Menurut laporan keuangannya, laba bersih ROTI melambung hingga 52,40 persen menjadi Rp432,22 miliar seiring naiknya pendapatan bersih emiten sebesar 19,70 persen menjadi Rp3,93 triliun.

Sedangkan, laba bersih ADES juga melesat hingga 37,33 persen menjadi Rp364,97 miliar di tahun 2022. Adapun, pendapatan bersih emiten juga naik hingga 38,06 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp1,29 triliun pada periode ini.

Selanjutnya, emiten lainnya yang mencatatkan kinerja moncer di 2022 adalah CMRY, dengan pertumbuhan pendapatan bersih yang melambung hingga 55,73 persen menjadi Rp6,38 triliun, mengungguli emiten-emiten konsumen lainnya.

Sejalan dengan terkereknya pendapatan bersih emiten, laba bersih CMRY ikut naik 34,21 persen menjadi Rp1,06 triliun pada 2022.

Kenaikan laba bersih emiten konsumen ini juga ditopang oleh meningkatnya sejumlah segmen pendapatan yang didominasi oleh produk olahan susu.

Di mana, segmen produk tersebut berkontribusi sebesar Rp3,53 triliun dan segmen produk makanan konsumsi mencatatkan penjualan sebesar Rp2,84 triliun.

Berdasarkan pasar geografisnya, penjualan dalam negeri tercatat sebesar Rp6,33 triliun, sementara penjualan ekspor tercatat sebesar Rp41,10 miliar.

Tak hanya emiten-emiten di atas, emiten konsumen lainnya, yakni PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) juga mencatatkan kinerja keuangan yang bertumbuh pada 2022.

Tercatat, baik pendapatan bersih maupun laba bersih GOOD pada 2022 bertumbuh secara yoy, masing-masing sebesar 19,45 persen dan 0,09 persen.

Sementara, pendapatan bersih dan laba bersih CLEO pada 2022 naik secara yoy, masing-masing sebesar 23,12 persen dan 8,24 persen.

Kendati sebagian besar emiten konsumen mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan pada 2022, emiten milik Grup Salim, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) malah membukukan laba yang terkontraksi secara yoy.

Dilansir dari laporan keuangan emiten, laba bersih ICBP ambles hingga 28,32 persen menjadi Rp4,59 triliun kendati pendapatan bersih emiten bertumbuh 14,07 persen menjadi Rp64,80 triliun.

Merosotnya laba bersih perseroan seiring dengan naiknya beban pokok penjualan emiten pada periode ini.

Tercatat, pokok penjualan yang naik menjadi Rp43 triliun dari sebelumnya sebesar Rp36,51 triliun karena kenaikan biaya bahan baku.

Kemudian, beban penjualan dan distribusi juga ikut naik menjadi Rp6,99 triliun dari sebelumnya sebesar Rp6,26 triliun.

Sedangkan, beban umum dan administrasi perseroan sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp2,38 triliun, serta beban operasi lainnya tercatat sebesar Rp267,67 miliar.

“Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perusahaan-perusahaan FMCG karena ketegangan geopolitik, berbagai perubahan seputar peraturan dan kebijakan, serta kenaikan harga berbagai komoditas,” kata Direktur Utama ICBP, Anthoni Salim dalam keterangan resminya, Senin (27/3).

Setali tiga uang, laba bersih emiten konsumen milik Grup Salim lainnya, INDF juga ikut merosot sebesar 17,01 persen pada 2022.

Tercatat, laba bersih perusahaan turun menjadi Rp6,36 triliun pada 2022 meski pendapatan bersih emiten masih bertumbuh 11,56 persen menjadi Rp110,83 trilun.

Selain emiten dari Grup Salim, emiten konsumen lainnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) juga mencatatkan laba bersih yang terkoreksi pada 2022.

Sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangannya di 2022, laba bersih UNVR merosot 6,83 persen menjadi Rp5,36 triliun.

Sedangkan, laba bersih KEJU pada periode ini juga ikut turun hingga 18,89 persen menjadi Rp117,37 miliar.

Kendati demikian, baik UNVR maupun KEJU masih mencatatkan pendapatan bersih yang bertumbuh pada 2022.

Di periode ini, pendapatan bersih UNVR bertumbuh 4,23 persen menjadi Rp41,22 triliun, disusul KEJU yang pendapatan bersihnya masih tumbuh 0,20 persen secara yoy menjadi Rp1,04 triliun.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

SHARE