Rupiah Akhir Pekan Ditutup Menguat ke Rp15.125 per USD, Ini Sentimennya
Rupiah pada perdagangan hari ini (27/9) ditutup menguat 40 poin atau 0,26 persen ke level Rp15.125 per USD.
IDXChannel - Rupiah pada perdagangan hari ini (27/9) ditutup menguat 40 poin atau 0,26 persen ke level Rp15.125 per USD.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, USD melemah karena dipengaruhi Greenback yang mulai memangkas kerugian setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun 4 ribu ke level terendah empat bulan sebesar 218 ribu, di bawah perkiraan 225 ribu.
"Laporan lain menunjukkan laba perusahaan meningkat pada kecepatan yang lebih kuat daripada yang diperkirakan sebelumnya pada kuartal II. Sementara produk domestik bruto tumbuh pada 3 persen yang tidak direvisi," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (27/9).
Ukuran pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS secara tak terduga naik pada Agustus, meskipun pengeluaran bisnis untuk peralatan tampaknya telah berkurang pada kuartal ketiga.
Sejumlah pejabat bank sentral AS berpidato pada Kamis, meskipun beberapa, termasuk Ketua Fed Jerome Powell menolak berkomentar mengenai kebijakan moneter.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan data pasar tenaga kerja dan inflasi menunjukkan ekonomi AS berada di jalur menuju "soft landing," tetapi "langkah terakhir" dalam upaya untuk menjinakkan inflasi berkisar pada penurunan biaya perumahan.
Ibrahim mengatakan, pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan sekira 25 basis poin pada pertemuan Fed 6-7 November, dengan peluang 51,3 persen untuk penurunan setengah poin persentase yang sangat besar, menurut Alat FedWatch CME Group.
Selain itu, Bank sentral China pada Jumat menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan saat Beijing meningkatkan stimulus untuk menarik kembali pertumbuhan ekonomi menuju target sekitar 5 persen tahun ini dan melawan tekanan deflasi.
"Dari sentimen domestik, pasar merespons positif terhadap Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan kondisi utang pemerintah per akhir Agustus 2024 mencapai Rp8.461,93 triliun. Jumlah itu turun Rp40,76 triliun dibandingkan bulan sebelumnya senilai Rp8.502,69 triliun," kata Ibrahim.
Seiring dengan jumlah utang yang menurun, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) juga turun jelang Presiden Joko Widodo (Jokowi) lengser menjadi 38,49 persen. Bulan sebelumnya masih 38,68 persen.
Rasio utang per akhir Agustus 2024 yang mencapai 38,49 persen terhadap PDB, tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara.
"Dan pemerintah tidak khawatir sebab diproyeksikan akan terjadi arus kas masuk ke pasar-pasar berkembang, seperti Indonesia usai Fed Fund Rate atau suku bunga The Fed turun 50 bps pada bulan ini," kata dia.
Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.030-Rp15.140 per USD.
(Fiki Ariyanti)