MARKET NEWS

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.179 per USD, Ini Sederet Sentimen Pemicunya  

Anggie Ariesta 16/07/2024 15:50 WIB

Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (16/7/2024) ditutup melemah ke level Rp16.179 per USD.

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp16.179 per USD, Ini Sederet Sentimen Pemicunya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (16/7/2024) ditutup melemah ke level Rp16.179 per USD. Mata uang Garuda melemah 9 poin atau 0,06 persen dari perdagangan hari sebelumnya. 
 
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan menguatnya dolar AS dipengaruhi meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada September, menyusul pembacaan inflasi yang melandai dan sinyal dovish dari bank sentral.

“Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin mengatakan semakin yakin bahwa inflasi akan turun. Meskipun dia tidak secara langsung mengirim pesan mengenai penurunan suku bunga, pasar menganggap komentarnya berarti bahwa penurunan suku bunga sudah dekat,” kata Ibrahim dalam risetnya, Selasa (16/7/2024).

Adapun pelaku pasar terlihat mengabaikan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada September, dan kini memperkirakan peluang hampir 90 persen untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut CME Fedwatch.

Di sisi lain, penguatan dolar juga didukung meningkatnya spekulasi bahwa Trump akan mendapatkan masa jabatan kedua.

Hal ini setelah upaya pembunuhan yang gagal terhadap mantan presiden tersebut, tampaknya berhasil meningkatkan popularitasnya secara signifikan. 

Selain itu, data Produk Domestik Bruto (PDB) China yang lebih lemah dari perkiraan, menimbulkan keraguan atas pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Kemudian, potensi kepemimpinan Trump dikhawatirkan menimbulkan lebih banyak hambatan perdagangan bagi China, yang selanjutnya akan melemahkan perekonomian negara Tirai Bambu tersebut.

Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) menyampaikan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2024 sebesar USD407,3 miliar atau tumbuh 1,8 persen year on year (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,5 persen (yoy) pada April 2024.

BI menyebut angka ULN tersebut dalam kondisi masih terkendali. Posisi ULN pemerintah pada Mei 2024 tercatat sebesar USD191,0 miliar atau secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan 0,8 persen (yoy), setelah pada April 2024 terkontraksi 2,6 persen (yoy).

Berdasarkan sentimen di atas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi menguat di rentang Rp16.130-Rp16.220 per USD.

(NIA)

SHARE