Rupiah Ditutup Perkasa usai BI Rilis Cadangan Devisa Susut USD2 Miliar
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (7/10/2025).
IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD ditutup menguat pada akhir perdagangan Selasa (7/10/2025). Mata uang garuda naik 22 poin atau sekitar 0,13 persen ke level Rp16.561 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah salah satunya dari sentimen shutdown pemerintah AS yang telah memasuki hari keenam setelah negosiasi akhir pekan gagal mencapai kesepakatan pendanaan, yang membuat sebagian besar pemerintahan federal tutup.
“Sementara Senat gagal mengumpulkan 60 suara yang dibutuhkan untuk memajukan langkah-langkah pendanaan jangka pendek,” ujar Ibrahim dalam risetnya.
Ketegangan geopolitik yang baru mencuat setelah Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia. Serangan pesawat tak berawak menghantam kilang di Kirishi dan Ryazan, mengganggu pemrosesan bahan bakar dan memperketat ketersediaan ekspor Rusia.
Kilang minyak Kirishi, salah satu terbesar di Rusia, menghentikan unit mentahnya yang paling produktif setelah serangan drone dan kebakaran berikutnya pada 4 Oktober 2025, dengan pemulihan diperkirakan akan memakan waktu sekitar sebulan.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa pada akhir September 2025 tercatat sebesar USD148,7 miliar, lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar USD150,7 miliar. Dengan demikian, cadangan devisa turun sebesar USD2 miliar pada September 2025.
Perkembangan cadangan devisa tersebut dipengaruhi antara lain oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi cadangan devisa akhir September 2025 tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa ini tetap kuat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, BI meyakini ketahanan sektor eksternal tetap kuat sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang tetap menarik.
Selain itu, BI terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Berdasarkan analisis tersebut, kami memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.560-Rp16.600 per USD," kata Ibrahim.
(Dhera Arizona)