MARKET NEWS

Rupiah Keok Lawan Dolar AS Meski Suku Bunga Naik dan Inflasi Menjinak

Advenia Elisabeth/MPI 23/12/2022 16:53 WIB

Nilai tukar Rupiah ditutup melemah 10 poin di level Rp15.593 per USD dalam perdagangan sore ini, Jumat (23/12/2022). 

Rupiah Keok Lawan Dolar AS Meski Suku Bunga Naik dan Inflasi Menjinak. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Nilai tukar Rupiah ditutup melemah 10 poin di level Rp15.593 per USD dalam perdagangan sore ini, Jumat (23/12/2022). 

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pelemahan rupiah ini berbanding terbalik dengan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal IV tahun ini yang cukup baik. 

"Para ekonom menilai perekonomian Indonesia melanjutkan kinerja yang cukup apik. Hal ini terlihat dari berbagai indikator yang tetap baik dan membaik," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya.  

Salah satu indikator yang mendukung adalah angka inflasi di dua bulan terakhir dapat dikendalikan oleh pemerintah, sehingga secara Year to Date (ytd) inflasi baru mencapai 4,82 persen pada November. 

"Jika kita gunakan asumsi tingkat inflasi rata-rata di bulan Desember, maka inflasi akhir 2022 diperkirakan berada pada kisaran 5,4 persen hingga 5,6 persen, lebih baik dibandingkan dengan konsensus pasar yang memperkirakan inflasi akhir tahun bisa tembus 6,7 persen," papar Ibrahim. 

Indikator selanjutnya adalah kinerja neraca perdagangan Indonesia masih sangat baik dengan dukungan sektor komoditas. Pada November, neraca perdagangan mencatatkan angka USD5,16 miliar atau melanjutkan surplus sepanjang 31 bulan terakhir. 

Dengan neraca perdagangan tersebut, menurut Ibrahim Indonesia dapat dipastikan Neraca Transaksi Berjalan (NTB) atau Current Account Balance Indonesia akan mengalami surplus dalam kisaran 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan pekan depan, Senin (26/12) mata uang Rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.580-Rp 15.650.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) sudah sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen. Langkah ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

(FAY)

SHARE