MARKET NEWS

Rupiah Menguat Rp14.152 per USD, Peningkatan Realisasi Defisit APBN Pemicunya

Advenia Elisabeth/MPI 26/10/2021 16:57 WIB

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 5 poin di level Rp 14.152 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini (26/10).

Rupiah Menguat Rp14.152 per USD, Peningkatan Realisasi Defisit APBN Pemicunya (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 5 poin di level Rp 14.152 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini. Menguatnya mata uang ibu pertiwi ini justru dipicu oleh respon positif pasar terhadap realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mengalami peningkatan.

"Pasar merespon positif pengumuman pemerintah yang mengumumkan realisasi defisit APBN meningkat dari Rp383,2 triliun pada akhir Agustus menjadi Rp 452 triliun pada September 2021. Di mana realisasinya setara 2,74 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Pengamat Keuangan dan mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam rilisnya, Selasa (26/10/2021).
 
Secara rinci, realisasi defisit APBN tersebut disebabkan oleh belanja negara pada September 2021 mengalami penurunan sebesar 1,9 persen (year on year/yoy) menjadi Rp 1.806,8 triliun atau 65,7 persen dari pagu APBN. Sementara belanja pemerintah pusat mencapai Rp 1.265,3 triliun dengan K/L sebesar Rp 734 triliun dan non K/L Rp 531 triliun.

"Selanjutnya ada Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dengan Rp 541,5 triliun atau turun 14 persen. Realisasi TKDD mengalami kontraksi 14,0 persen karena pemda masih memiliki sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) yang belum dibelanjakan," terangnya.

Kemudian faktor lain menguatnya mata uang garuda ini, secara bersamaan pemerintah memproyeksi target pertumbuhan ekonomi Kuartal Ketiga 2021 mencapai 4,3 persen. Proyeksi ini membaik dari minus 3,5 persen pada Kuartal Ketiga 2020.

"Optimisme membaiknya pertumbuhan ekonomi Kuartal Ketiga ditopang oleh sejumlah indikator yang membaik setelah dihantam varian Delta Covid-19," imbuhnya.

Kendati demikian, lanjut Ibrahim, pemerintah meminta seluruh pihak untuk mewaspadai risiko dari dinamika global yang terjadi  di China, Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pasalnya, rebalancing dari berbagai kegiatan ekonomi seperti di Tiongkok, Amerika Serikat dan Eropa akan mempengaruhi outlook di Kuartal Keempat 2021 dan di tahun depan.

"Dan yang paling utama adalah kinerja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dinilai efektif meredam penyebaran virus varian Delta yang merebak di pertengahan 2021 lalu. Dengan menurunnya kasus Covid-19, pelonggaran pembatasan turut memicu pemulihan dari konsumsi maupun produksi," tambah dia.

Sedangkan untuk perdagangan besok, Rabu (27/10) Ibrahim meramal mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah  di rentang Rp14.160 - Rp14.200.  

(IND) 

SHARE