MARKET NEWS

Rupiah Pimpin Penguatan Mata Uang Asia di Rp14.277 per Dollar AS

Dinar Fitra Maghiszha 16/02/2022 09:49 WIB

Indeks dolar pada pagi ini tampak mengalami penguatan 0,03% di 96,01, merespons pemberitaan penarikan pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina.

Rupiah Pimpin Penguatan Mata Uang Asia di Rp14.277 per Dollar AS (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pagi ini, nilai mata uang rupiah di pasar spot mengalami kenaikan atas dolar Amerika Serikat, Rabu pagi (16/2/2022). 

Hingga pukul 09:12 WIB, mata uang Garuda tumbuh 22 poin atau 0,16% di Rp14.277 per 1 dolar Amerika Serikat 

Rupiah tampak memimpin penguatan mata uang di kawasan Asia Pasifik bersama dolar Australia saat sebagian besar kurs lainnya melemah atas dolar AS, seperti Yen Jepang turun -0,07% di 115,71, Dolar Hong Kong terpuruk -0,01% di 7,8020, Won Korea Selatan anjlok 0,03% di 1.197,23, tetapi Dolar Australia tumbuh 0,10% di 0,7158, 

Ringgit Malaysia tertekan -0,05% di 4,1865, Peso Filipina turun -0,05% di 51,315, dan Dolar Taiwan terjatuh -0,06% di 27,862. Baht Thailand terpuruk 0,11% di 32,385, Dolar Singapura turun -0,03% di 1,3449, Yuan China anjlok -0,02% di 6,3406. 

Indeks dolar pada pagi ini tampak mengalami penguatan 0,03% di 96,01, merespons pemberitaan penarikan pasukan Rusia dari perbatasan Ukraina. 

Seperti diketahui, Rusia mengatakan bahwa beberapa pasukannya kembali ke pangkalan setelah latihan di dekat Ukraina, berita yang tampaknya mengurangi kecemasan investor atas krisis di wilayah tersebut. 

Kekhawatiran atas konflik kedua negara itu sempat mendorong kenaikan baru-baru ini, terutama dolar sebagai aset safe-haven. Kecemasan yang mereda membuat sebagian besar investor tampak bergairah untuk masuk di aset berisiko, dibuktikan dengan kinerja tiga indeks Wall Street yang menguat semalam. 

Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam pidato yang disiarkan secara nasional, merespons penarikan pasukan Rusia dengan mengatakan bahwa langkah itu belum dilakukan verifikasi. 

Biden juga mengatakan bahwa Amerika Serikat "tidak menciptakan konfrontasi langsung dengan Rusia. Apabila Rusia menyerang pasukannya, Biden secara tegas menyebut "Kami akan merespons dengan paksa." 

"De-eskalasi di perbatasan Rusia-Ukraina, harusnya mendorong kinerja yang kurang baik dalam dolar, kata Analis FX CIBC Capital Markets Bipan Rai, dilansir Reuters, Rabu (16/2/2022). 

Selain seputar tensi geopolitik, pelaku pasar juga masih tetap waspada terhadap komentar apa pun yang timbul dari pejabat Federal Reserve AS tentang prospek kenaikan suku bunga pada pekan ini. 

Pejabat Fed terus berdebat tentang seberapa agresif untuk mulai menaikkan suku pada pertemuan Maret mereka, menyusul Gubenur Fed wilayah St. Louis James Bullard pada Senin (14/2) yang mengulangi seruannya untuk laju kenaikan suku bunga Fed yang lebih cepat. 

Sementara pejabat Fed lainnya kurang bersedia untuk berkomitmen pada kenaikan setengah poin, atau bahkan khawatir hal itu dapat menyebabkan masalah. 

"Kuncinya benar-benar ada di risalah pertemuan Fed akhir pekan ini ... Itu bisa menjadi penting untuk pasar minggu ini," pungkas Rai. 

(SANDY)

SHARE